News

Status Lumbung Di Klaim Milik Desa Dipertanyakan Warga Kujangsari

209
×

Status Lumbung Di Klaim Milik Desa Dipertanyakan Warga Kujangsari

Sebarkan artikel ini

KOTA BANJAR (CM) – Status Lumbung Pangan yang di klaim milik Desa di Dusun Sindangasih, Desa Kujangsari, Kecamatan Langgensari, Kota Banjar, Jawa Barat itu kini dipertanyakan oleh warga masyarakat.

Pasalnya, lumbung pangan tersebut bernama Kelompok Tani Sri Asih yang dikelola oleh Aan Herdiana itu berubah nama menjadi Lumbung Pangan Desa Kujangsari yang bernama Kampung Tangguh Lodaya.

Pengelola Kelompok Tani Sri Asih, Aan Herdiana kepada cakrawalamedia, memaparkan bahwa lumbung pangan yang di klaim milik desa itu sebenarnya milik masyarakat dusun Sindangasih yang di beri nama Kelompok Sri asih.

“Lumbung pangan Kelompok Tani Sri Asih, saya yang mengelolalnya dan lumbung Sri Asih mutlak lumbung masyarakat bukan milik Desa,” bantah Aan.

Aan mengaku, kelompok lumbung Sri Asih sempat menerima bantuan pada saat Kepala Desa Kujangsari Pak Rudi.

“Se-ingat saya, kelompok lumbung Sri Asih hanya menerima bantuan waktu jaman kuwu (Kades-red) Rudi. Selain itu, saya belum pernah menerima baik dari kuwu sebelumnya ataupun yang menjabat sekarang,” akunya pada saat di wawancara cakrawalamedia, Sabtu (01/08/2020).

Terkait pemasangan spanduk bertuliskan Kampung Tangguh Lodaya Lumbung Pangan Desa Kujangsari. Aan menyebut kaget dengan spanduk yang menempel di tembok atas depan Lumbung Kelompok.

“Pemasangan spanduk bertuliskan ‘Lumbung pangan Desa Kujangsari Kecamatan Langensari kampung tangguh Lodaya’ itu tidak meminta izin dahulu terhadap saya selaku pengelola lumbung,” katanya.

Menurut dia, dirinya melihat petugas yang menempelkan spanduk tapi tanpa adanya pembicaraan apapun kepadanya.

“Padahal saat pemasangan spanduk tersebut saya ada di rumah,” terangnya.

Meskipun hanya Pengelola Lumbung Kelompok Sri Asih, Aan menginginkan akan adanya kejelasan dari pihak Desa Kujangsari. Dan anehnya kenapa tidak ada yang ngobrol langsung sama saya.

“Tiba-tiba saja saya lihat orang masang spanduk itu. Ya saya biarkan saja. Tetapi sebaiknya selaku pemerintah permisi dulu ke saya selaku pengelola Lumbung kelompok Sri Asih, supaya sama-sama enak dan tidak menjadi pertanyaan di masyarakat,”cetus Aan. (Yuhendi).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *