TASIKMALAYA (CM) – PT. Soekapoera Khatulistiwa Nusantara (Sokhatara) menerima kunjungan dan silahturahmi dari Mahasiswa KKN Unpad dan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Gandok Jaya Mukti berlokasi di Kantor Yayasan Wakaf Pusaka Sukapura (YWPS), Desa Sukapura Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (27/07/2022).
Kunjungan tersebut merupakan tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya yang diadakan oleh Mahasiswa KKN Unpad dalam bentuk Lokakarya dengan tema “Pelatihan Aplikasi Media Sosial dalam Mengembangkan Pemasaran Batik Sukapura, Kabupaten Tasikmalaya” di Aula Kantor Desa Janggala.
CEO Sokhatara, Wira Kandaga, dalam sambutannya mengapresiasi langkah yang dilakukan rombongan tersebut sebagai upaya melestarikan dan mempertahankan tradisi Sukapura. Dikatakannya, selain batik tulis, Sukapura memiliki tradisi dan budaya lainnya yang harus dipertahankan.
“Terima kasih telah datang ke puser Sukapura, disinilah awal mula sejarah Kabupaten Tasikmalaya. Tidak semua kalangan bisa masuk kesini, hanya insan yang berhati bersih yang bisa masuk sampai disini,” sambutnya.
Selain menyampaikan sejarah Sukapura, Wira Kandaga menyampaikan komitmennya untuk menindaklanjuti pertemuan sebelumnya dengan langkah yang lebih nyata seperti membina seniman Batik Sukapura dalam memasarkan hasil karyanya. Tidak hanya dengan pembatik, Ia juga menyampaikan kedepannya akan ada kerjasama dengan civitas pendidikan dalam mengembangkan segala potensi yang ada di Kabupaten Tasikmalaya.
“Jangan hanya sebatas Lokakarya, tapi kita harus lanjut menuangkannya dalam bentuk yang lebih real. Insyallah kedepannya kami akan berkomunikasi lebih intens dengan stake holder terkait. Karena melestarikan tradisi dan budaya Sukapura adalah tanggungjawab bersama,” ucapnya.
Sementara itu, Wati (52), salah satu pembatik Sukapura mengaku senang dan bangga bisa masuk ke area puser Sukapura. Ia mengaku bersekolah di SDN Sukaraja dan tiap hari melewati bangunan tersebut, namun baru kali ini Ia tahu ada bangunan bersejarang di dalamnya.
“Padahal setiap hari saya lewat sini waktu sekolah, tapi tidak sadar kalau disini ada bangunan bekas pendopo yang bersejarah ini,” ungkapnya.
“Reueus (bangga), semoga sejarah yang membanggakan ini bisa diakses oleh generasi muda untuk lebih meningkatkan motivasi dan menjadi inspirasi dalam membangun daerahnya,” tutupnya. (mr.D)