KOTA BANDUNG (CM) – Program Citarum Harum, kini telah berjalan satu tahun. Oleh karena itu diharapkan ada solusi untuk evaluasi kedepannya agar program Citarum harum dapat berhasil terwujud dan kelak Citarum akan banar-benar harum. Agenda peringatan berjalannya setahun Citarum harum, berlangsung di Graha Manggala Siliwangi, Selasa (15/01/2019).
Citarum harum, mengacu pada Perpres nomor 15 tahun 2018 tentang percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum, Permenko bidang kemaritiman RI nomor 8 tahun 2018 tentang tata kerja pengarah dan satuan tugas tim pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum, KepGub no 614/kep.10303-DLH/2018 tentang satgas pengendalian dan pencemaran dan kerusakan DAS Citarum.
Pada pemecahan permasalahan di Citarum, yang paling sulit adalah masalah culture. Tanpa dukungan regulasi dan tanpa payung hukum yang bertanggung jawab, komandan sektor yang akan menindak hal tersebut akan bingung.
Tujuan dari diadakannya evaluasi ini salah satunya adalah menyediakan data bagi para pengambil kebijakan. Bagaimana dengan sistem instrumennya, bagaimana sistem kulturalnya tentang cara merubah perilaku masyarakat, lalu yang terakhir adalah tentang bagaimana untuk menindak sistem strukturalnya.
Kapolda Jabar, Irjen. Pol. Agung Budi Maryoto, mengatakan, apabila terjadi pelanggaran terhadap lingkungan, menurut hukum yang berlaku maka akan dilakukan sanksi administrasi oleh kementrian lingkungan.
Ia juga menyebutkan bahwa anggaran yang turun pada tahun 2018 hanya 84 juta. Kali ini, rupanya support dari Mabes Polri tidak tanggung-tanggung, mereka memberikan dukungan penuh serra kontribusi pada tahun 2019 ini, hal ini dilakukan untuk keberhasilan program citarum harum. “Insya Allah, dalam kurun waktu 7 tahun maka citarum harum benar-benar akan terwujud,” kata Budi.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menilai, masalah citarum ini adalah masalah nasional, bukan hanya masalah bagi warga Jawa Barat saja.
“Orang yang tahu Citarum terbagi tiga. Ada yang peduli, ada yang tidak peduli, dan ada yang merusak serta mencemari.
Karena tidak adanya koordinasi terpusat, maka 2019 kita harus perbaiki,” kata dia.
Ia juga bertugas sebagai Dansatgas Citarum Harum. Mulai bulan depan, program Citarum harum ini pusat komandonya akan berpusat Jalan Naripan, dan akan didedikasikan untuk pusat komando Citarum harum.
Ridwan Kamil juga menitipkan semua wilayah harus bergerak, anak sungai yang berujung ke citarum harus memastikan sungai-sungai yang masuk ke citarum relatif harus sudah bersih sebelum bermuara ke sungai citarum.
“Hari ini kita perbanyak evaluasi, di awal februari akan ada acara kedua yaitu expo Citarum. Saya juga menitipkan kepada para ulama, mengenai dakwah kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan.
Bangsa indonesia tidak bisa sikalahkan jika kompak dan bersatu. Mudah-mudahan dengan dimulainya komitmen di 2019, saya menyakini citarum harum akan mengakselerasi dengan maksimal,” tuturnya.
Sementara itu, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono, mengatakan, sungai citarum bisa memberikan penghidupan terhadap kurang lebih 35 juta jiwa bagi sebagian penduduk Jakarta dan Jawa Barat.
Sungai citaraum merupakan sungai paling strategis. “Dahulu, citarum perkasa dan indah. Apabila citarum rusak maka akan ada kerugian air bersih bagi masyarakat. Diperlukan satuan komando dari hulu ke hilir,” bebernya.
Di Citarum harum saat ini ada sekitar 1-22 sektor, jumlah personil ada 3000 orang. Selain itu, di sekitar area citarum juga mempunyai beberapa kendala, misalnya saja kendala lahan kritis karena belum adanya sinergi, penanaman pohon yang sulit dijangkau.
Masyarakat yang dulu nakal menebang pohon, harus diberikan edukasi secara continue tentang pentingnya penanaman pohon, dan edukasi berserta sosialisasinya tentang bahaya pencemaran lingkungan. (Intan)