BANDUNG, (CAMEON) – Unik dan menarik. Tengoklah, di Kota Bandung ada komunitas yang bernama Seratpena. Komunitas yang didirikan oleh Rena Asyari (30) pada 2014 ini, memiliki sejumlah kegiatan yang penuh dengan nilai edukasi, utamanya dalam hal meningkatkan budaya membaca namun dengan kemasan yang menarik.
Seratpena yang usianya baru menginjak satu tahun ini, memiliki sejumlah program kerja (proker). Dalam proker ini, ada segmen untuk anak-anak dan juga untuk orang dewasa. Semua kegiatan ini kerap kali mereka lakukan di beberapa tempat. Baik itu di sekolah yang sudah menjadi target, maupun di taman-taman tematik yang ada di Kota Bandung.
Pendiri Komunitas Seratpena Rena Asyari (30) menuturkan, Seratpena memiliki program yang bernama Seratpena anak. Sesuai dengan namanya, program ini sasarannya tentu saja anak-anak setingkat TK dan SD. Dalam kegiatan ini, pihaknya akan melakukan pertunjukan serupa dongeng, gambar dan musik. Di mana di dalamnya terselip misi yakni, mengajak anak-anak lebih dekat dengan bacaan, gambar dan musik.
Tujuan dari program ini, pihak pengelola komunitas ingin meningkatkan minat baca bagi anak-anak yang saat ini bisa dikatakan masih sangat rendah, namun dengan kemasan yang menarik.
“Biasanya kita suka mengunjungi Taman Kota, taman bacaan, TK, SD. Kalau ke anak-anak kita suka memberikan pertunjukan sastra dan seni. Kalau ke anak-anak TK biasanya dongeng, anak SD diajak untuk musikalisasi puisi. Kita ada juga ada penggeraknya, namanya Dyah Murwaningrum,” kata Rena.
Untuk TK dan siswa kelas tiga SD kata dia, komunitas ini akan mengajak anak-anak memahami dongeng dengan gambar dan musik. Dari pertunjukan ini diharapkan anak-anak akan memiliki pandangan baru dan kreatif.
Sementara untuk kelas empat, lima dan enam, pihaknya akan mengenalkan anak-anak pada puisi dan musik. Mengajarkan mereka membuat puisi yang sederhana dari hal-hal yang ada di sekitar mereka, selain itu, mengajak mereka mengenal nada hingga akhirnya mereka bisa membuat puisi diiringi musik yang mereka ciptakan sendiri.
“Beberapa tempat yang sudah kami kunjungi SD Coborelang 1 Jatiwangi Kabupaten Majalengka, SD Cipendeuy KBB, TK Cibiru Hilir, Bumi Harapan Kabupaten Bandung, Taman baca Rumah Baca Ilmi Cipendeuy Bandung Barat, Taman Film Bandung,” ucapnya.
Menurut Rena, akhir-akhir ini banyak ditemui anak yang memiliki dunianya sendiri, namun bukan dunia anak, melainkan dunia gadget. Maka itu, melalui kegiatan ini pihaknya ingin memberi pilihan lain bagi anak, bahwa mereka semua bisa tertawa bermain dan terharu karena sebuah cerita.
“Kita bisa kreatif karena gambar dan musik. Kami berharap anak-anak bisa mencintai kehidupan nyatanya yaitu lingkungan dan yang terpenting adalah minat baca bangsa Indonesia menjadi lebih tinggi,” ucapnya.
Tidak hanya bagi anak-anak, Seratpena juga memiliki proker bagi orang dewasa. Dalam program ini ada beberapa kegiatan seperti, ridding class, movie class, discussion class dan bedah buku.
“Yang harus di benahi dalam minat baca, kemasan, dan tujuan. Dari dasarnya sendiri rata-rata mereka (anak-anak) tidak tahu bahwa membaca itu untuk apa. Kegiatan yang kami lakukan ini kemasannya sudah tepat sih,” ucapnya.
Dia berharap, melalui kegiatan ini, anak-anak bisa lebih kreatif, memiliki daya imajinasi, bernurani, serta mengapresiasi karya seni. Dengan begitu diharapkan dapat tertanam pada mindset anak-anak untuk dapat menghargai sesama mahluk yang hidup di semesta.
“Semoga orang-orang bisa mengapresiasi. Harapan lainnya, bisa lebih mengenal, dan menyukai seni dan sastra. Anak-anak ini tidak hanya belajar Calistung saja, tapi bisa lebih menyukai seni dan sastra,” tambahnya. (Kya)