BANDUNG BARAT (CAMEON)-Sejumlah pelajar SMP Karya Prestasi Mandiri Padalarang, Bandung Barat, mendapatkan pemotongan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM). Pemotongan tersebut diduga dilakukan oleh pihak kepala sekolah. Akan tetapi, dari sebanyak 200 orang murid penerima BSM hanya beberapa siswa yang mendapat potongan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, dari anggaran BSM sebesar Rp 750 ribu para murid mendapatkan potongan seperti administrasi, uang infaq, seragam dan uang buku yang belum lunas. Salah satu wali murid Dadang (56) menyesalkan hal tersebut.
“Waktos putra abdi kelas hiji smp, eta kenging bsm ngan teu dipasihkeun. Abdi kahoyongna normal komo deui abdi orang teu gaduh. (Apalagi waktu anak saya kelas 1 itu dapet, tapi tidak diberikan. Saya inginnya normal apalagi saya orang gak punya), ” terang Dadang kepada wartawan ditemui di Padalarang, Selasa (14/2/2017).
Dalam kesempatan tersebut pihaknya tidak banyak berkomentar. Pihaknya hanya ingin kejelasan mengenai hal tersebut.
Ditemui secara terpisah, Ketua yayasan Sri Wahyuni menjelaskan, di sekolag tersebut tidak ada anggaran untuk buku. Terkait BSM, pihaknya membantah adanya pemotongan kepada sejumlah siswa.
“Kalau di sini buku disesuaikan dengan kebutuhan anak saja. Tapi, kalau anak tanpa ada buku itu tidak bisa,” ucapnya.
Terkait pemotongan admistrasi dianggap hal yang biasa. Pihaknya mengajak agar bisa membandingkan dengan sekolah yang lainnya. Apalagi jika dibandingkan dengan sekolah negeri, sekolah negeri mendapatkan banyak bantuan.
Sedangkan sekolah swasta sangat jarang mendapatkan bantuan. Saat ini, pihaknya telah mengajukan kepada pemerintah setempat untuk pengajuan bantuan. Akan tetapi, masih belum mendapat respon positif.
Diakui olehnya sekolah yang dia pimpin ada banyak sejumlah kerusakan. Mulai dari wc dan sejumlah kaca kelas yang pecah. “Untuk bantuan siswa miskin ada banyak siswa miskin yang diajukan. Namun, hanya berapa orang yang teralisasi,” ucapnya.
Untuk masalah seragam memang menjadi beban orangtua. Hal tersebut terjadi pada rata-rata sekolah swasta. “Hal ini berbeda keadaan dengan sekolah negeri. Di mana untuk seragam sudah disiapkan,” pungkasnya. (Fajar)