BANDUNG BARAT (CM) – Pemilihan Kepala Daerah telah usai, namun Rumanah (70) yang merupakan keluarga miskin di Kabupaten Bandung Barat (KBB) ini mulai cemas ketika melihat rumah yang menjadi tempat tinggalnya miring seakan akan roboh.
Rumanah, warga Kampung Kepuh RT 02 RW 011 Desa Padalarang Kecamatan Padalarang KBB, mengharapkan kepada pemerintah agar lebih bersimpati kepada masyarakat kecil seperti dirinya. Sebelumnya ia sempat berharap kala Bupati terpilh dilantik bisa memperhatikan kondisi rumahnya.
Wanita berumur sepertiga abad ini tinggal di dalam rumah berukuran 5 x 3 meter, beratap genteng tua dan berdinding bilik yang bolong terlihat rapuh dimakan usia.
Ketika hujan turun dirinya harus bergelut dengan air hujan yang masuk lewat sela-sela genteng yang bolong, beserta 2 orang anak dan 4 orang cucunya. Betapa tidak, rumah yang ditinggalinya puluhan tahun itu jadi tempat menghabiskan sisa umurnya dalam keadaan rumah yang reyot.
“Dulu sempat mendapatkan bantuan, meski tidak seperti apa yang diharapkan,” kata Rumanah bersyukur, saat ditemui di rumahnya, Kamis (13/12/2018).
Dirinya harus mengandalkan anaknya Cucu Rohayati (45) yang bekerja sebagai buruh serabutan, tidak mampu memperbaiki rumah yang miring karena penghasilannya yang paspasan. “Ema hanya bisa mengandalkan si neng (Cucu Rohyati) karena fisik emak sudah tidak mampu bekerja, hanya bisa beres-beres aja di rumah,” ujar Rumanah.
Dikatakan Rumanah, suami dari anaknya Rohayati meninggal sejak beberapa tahun yang lalu, dan kini hanya mengandalkan Rohayati untuk menghidupi keseharian dirinya dan empat orang cucunya.
Di tengah program seratus hari kerja dan jargon KBB “lumpat” (lari) ia berharap prmerintah bisa memberikan bantuan untuk memperbaiki tempat tinggalnya, paling tidak bisa mengurangi rasa kekhawatiran dirinya kala tumahnya yang kian miring. “Emak ingin pemerintah atau pak Bupati bisa melihat kondisi masyarakan kecil seperti emak,” harapnya. (Agus)