News

RKBS Ajarkan Anak-Anak Putus Sekolah Menggali Kreativitas

149
×

RKBS Ajarkan Anak-Anak Putus Sekolah Menggali Kreativitas

Sebarkan artikel ini
RKBS Ajarkan Anak-Anak Putus Sekolah Menggali Kreativitas

BANDUNG, (CAMEON) – Ada pepatah yang mengatakan, sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain. Sepertinya pepatah ini diterapkan betul oleh sejumlah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa (BEM Rema UPI).

Betapa tidak? Tengok saja setiap harinya para calon intelektual muda ini selalu saja menyisihkan waktunya untuk mengajak anak-anak di seputaran kampusnya untuk belajar, bermain dan berbagi kebahagiaan bersama mereka.

Waktunya pun memang tidak begitu lama, hanya berkisar tiga atau empat jam saja selepas para mahasiswa ini melaksanakan tugas utamanya yakni, kuliah. Kendati begitu, kegiatan yang mereka lakukan ini cukup positif dan tetap konsisten hingga saat ini.

Kegiatan yang mereka lakukan ini ialah, salah satu program kerja (proker) dari BEM Rema UPI yang lebih bersifat kepada gerakan pendidikan. Kegiatan ini diberi nama Rumah Kreasi Bumi Siliwangi (RKBS).

“RKBS ini dirintisnya pada 2011. Awalnya dari keresahan mahasiswa UPI melihat kondisi disekeliling UPI banyak anak-anak yang putus sekolah, pemulung, banyak yang berjualan tisu, gorengan dan lainnya. Anak-anak ini ada yang dari Gegerkalong, Ledeng dan lainnya,” papar Presiden BEM Rema UPI, Muhammad Guntur P.

Tentu bukan tanpa alasan pihaknya menggelar kegiatan yang cukup positif ini. Dikatakan Guntur, sebagai mahasiswa yang mengenyam pendidikan di kampus yang berlabel pendidikan, pihaknya tak mau melihat sebagian anak-anak diseputaran kampusnya tidak bersekolah, atau memiliki aktivitas yang tidak jelas.

“Gimana caranya anak-anak ini bisa punya pendidikan. Makanya BEM membentuk proker ini, kerjaannya mengedukasi anak-anak tersebut,” kata dia.

Sistem pembelajarannya sendiri, RKBS mengajarkan anak-anak ini layaknya seperti di sekolah pada umumnya, hanya saja yang membedakan dengan sekolah-sekolah formal yakni, tempat dan kemasan yang tentunya lebih menarik bagi si anak tersebut.

“Kita mengajarkan anak-anak ini membaca, menulis, tapi cara yang menyenangkan, misal dengan games. Usia anak-anaknya mulai dari TK sampai SMP pun ada. Tempat belajar yang kita pilih di Masjid Nurul Fallah Gegerkalong,” tuturnya.

Guntur menambahkan, anak-anak yang mereka ajarkan ini mayoritas mereka tidak bersekolah. Sehari-harinya mereka hanya berjualan di seputaran kampus UPI.

Melihat kondisi seperti ini, dalam pembelajarannya, para mahasiswa ini tidak hanya mengajarkan mereka menulis, berhitung dan lainnya, tapi juga mengajarkan peningkatan skil mereka, ini dilakukan agar anak-anak ini mampu berjualan hasil karya dari mereka sendiri.

“Fokus kita si anak bisa berjualan produk mereka sendiri, biar mereka produktif juga.
Kita ingin mereka (anak-anak) bisa buat sesuatu yang bisa mereka jual,” ujarnya.

Diakuinya, ada sedikit perubahan setelah anak-anak ini mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh pihaknya ini. Mulai dari segi sikap yang jauh lebih sopan, segi intelektualnya, skil berhitung, dan kreativitasnya.

Menurut data yang tercatat, saat ini RKBS mengajar sedikitnya 40 anak. Kendati begitu, dalam setiap pembelajarannya mereka yang hadir hanya 50 persennya saja.
“Tidak semua, kadang ada yang ikut, ada juga yang enggak,” singkatnya.

Sebagai seorang mahasiswa, dia berharap kegiatan yang dilakukannya ini tentu bisa bermanfaat bukan hanya bagi anak-anak yang mereka bina, tapi juga bagi para relawan (mahasiswa) yang mengajar anak-anak tersebut. Selain itu, hal yang tak kalah pentingnya RKBS bisa memberikan triger semangat bagi anak-anak untuk senantiasa memiliki skil pendidikan, kreativitas dan semangat juang yang tinggi.

“Kita pernah presentasi sama Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, beliau meminta biar bisa dikembangkan. Jadi tidak hanya di wilayah UPI saja, tapi ada tiga tempat, misal Bandung Timur, utara, selatan. Yang mengurusnya mahasiswa UPI. Harapannya itu bisa terlaksana,” tambahnya. cakrawalamedia.co.id (Kky).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *