JAKARTA (CM) – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, secara terbuka menyampaikan pandangannya mengenai masa depan kepemimpinannya saat berbicara di hadapan para kader Partai Gerindra dalam Kongres IV PP Tidar, Sabtu 17 Mei 2025.
Dalam pidatonya, Prabowo menyatakan tidak akan mencalonkan diri untuk periode kedua jika merasa tidak berhasil menjalankan amanah selama masa jabatannya.
“Tolong, jangan bicara soal Prabowo dua periode dulu,” ujar Prabowo merespons seruan para kader yang mendorongnya maju lagi di Pilpres 2029. Ia meminta seluruh pendukungnya menahan diri dan fokus mendukung tugasnya sebagai Presiden ke-8 RI yang baru menjabat belum genap satu tahun.
Prabowo menjelaskan bahwa evaluasi keberhasilannya akan menjadi acuan utama. “Kalau saya menilai tidak mencapai target yang saya canangkan, saya tidak akan maju kembali. Itu keputusan saya, dan hanya Tuhan serta diri saya yang bisa menentukan,” tegasnya.
Selain soal masa jabatan, Prabowo juga menyuarakan keprihatinannya terhadap kondisi demokrasi Indonesia. Ia memperingatkan bahwa demokrasi bisa saja dibajak atau diperjualbelikan jika tidak dijaga dengan sungguh-sungguh.
“Para pendiri bangsa ingin Indonesia hidup dalam sistem demokrasi yang sehat. Tapi kita harus waspada, demokrasi bisa disalahgunakan,” ujarnya.
Dalam pidato yang penuh semangat nasionalisme itu, Prabowo menyinggung sejarah panjang bangsa Indonesia yang kerap dijajah oleh berbagai kekuatan asing — dari Portugis, Spanyol, Belanda, hingga Jepang. Namun, menurutnya, karakter bangsa Indonesia tetap dikenal sebagai bangsa yang pemaaf dan ramah.
“Ramah itu bagian dari DNA kita. Tapi sering disalahartikan sebagai kelemahan oleh bangsa lain,” ungkapnya.
Prabowo juga mengangkat isu serius tentang aparat penegak hukum yang kerap menerima ancaman saat memberantas korupsi. Ia mengaku mendapat laporan bahwa ada aparat yang diikuti, rumahnya difoto, bahkan didatangi orang tak dikenal.
“Saya tahu itu terjadi. Tapi saya ingin sampaikan satu hal: saya tidak gentar,” kata Prabowo dengan suara tegas.
Presiden menegaskan bahwa di sisa usianya, ia hanya ingin meninggalkan warisan yang berarti bagi bangsa. “Saya berusia 73 tahun. Saya hanya ingin dikenang sebagai pemimpin yang adil dan menegakkan hukum. Saya akan lawan korupsi tanpa pandang bulu,” tutupnya.
