KOTA TASIKMALAYA (CM) – Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Tasikmalaya saat ini masih cukup tinggi. Bahkan, bila dibandingkan dengan tahun lalu, jumlahnya justru meningkat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, menyebutkan, berdasarkan data yang dimilikinya, hingga bulan Oktober lalu, AKI jumlahnya mencapai 18, sedangkan AKB jumlahnya ada 50 kasus.
“Kalau tahun kemarin AKI hanya ada 11 kasus, dan AKB sebetulnya tidak terlalu jauh jumlahnya berkisar di angka 35 sampai 38 kasus,” katanya saat ditemui disela kegiatannya dalam acara Konvergensi dengan Lintas Sektor untuk Penyusunan Regulasi AKI-AKN Kota Tasikmalaya yang diselenggarakan di Hotel Grand Metro, Kota Tasikmalaya, Rabu (11/11/2020).
Uus menambahkan, penyebab tingginya AKI dan AKB di Kota Tasikmalaya tahun ini, dipicu oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pemberhentian sementara kegiatan posyandu beberapa waktu lalu tepatnya pada saat awal masa Pandemi Covid-19 terjadi.
Selain itu, katanya, pada waktu waktu itu juga tak sedikit ibu hamil yang enggan dan merasa takut mendatangi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) guna memeriksakan kandungannya.
“Ada pula hal-hal lain yang sifatnya medical teknis di dalam kenaikan AKI dan AKB ini. Beberapa penyebabnya adalah penyakit kardio paskuler, pendarahan, ada juga yang karena infeksi. Ini hal-hal yang harus kita perhatikan,” imbuhnya.
Ditanya soal langkah yang dilakukan oleh Pemerintah, dalam hal ini Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus mengaku pihaknya sudah dan akan melakukan berbagai upaya.
“Upaya kami di Dinas Kesehatan tidak hanya melakukan pertemuan konvergensi saja, tetapi juga ada peningkatan kapasitas untuk dokter, bidan dan perawat dalam penanganan ini. Mudah-mudahan, tidak ada penambahan kasus lagi,” tandasnya. (WRD)