KOTA TASIK (CM) – Dua kubu kuat yang akan bersaing dalam ajang Pilgub semakin memanaskan atmosfer politik di Kota Tasikmalaya. Kedua belah pihak sama-sama menegaskan optimisme tinggi, yakin mampu merebut hati masyarakat di kota santri tersebut.
Salah satu figur yang paling percaya diri adalah Dedi Mulyadi, yang hadir dalam acara konsolidasi di Tasikmalaya. Dedi menyebut tingkat elektabilitasnya mencapai lebih dari 70 persen, sebuah angka yang membuatnya kian mantap.
Dedi Mulyadi, yang dikenal memiliki hubungan emosional dengan masyarakat Tasikmalaya, bahkan mengklaim bahwa survei terbaru menunjukkan elektabilitasnya di kota ini mencapai 78,6 persen. Kepercayaan diri Dedi bukan tanpa dasar, mengingat dukungan yang terus mengalir di belakangnya.
Dalam acara konsolidasi pemenangan Dedi Mulyadi, Ketua DPD Gerindra Jawa Barat, H. Amir Mahpud, menyampaikan pesan khusus dari Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Pesan tersebut menekankan bahwa Dedi Mulyadi harus memulai perjuangannya dari Kota Tasikmalaya. Menurut Amir, Prabowo berharap Dedi tidak hanya unggul di Jawa Barat, tetapi juga menjadi yang terbaik di Indonesia.
Selain itu, Gerindra menargetkan kemenangan di Pilkada Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, karena partai ini berhasil memenangkan Pileg di dua daerah tersebut selama dua periode berturut-turut.
“Pak Prabowo berpesan kepada Kang Dedi Mulyadi untuk memulai perjuangannya di Kota Tasikmalaya, menjadi yang terbaik di Jabar, dan bersinar di Indonesia,” kata Amir dalam sambutannya, menekankan pentingnya kemenangan ini bagi Gerindra.
Namun, kubu lawan tidak tinggal diam. Mereka menanggapi klaim elektabilitas ini dengan semangat juang yang justru semakin tinggi. Para pendukung lawan merasa tertantang dan semakin termotivasi untuk membalikkan prediksi serta survei yang ada.
Terlebih lagi, di Tasikmalaya, dukungan masyarakat diprediksi akan terbelah. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan kandidat lokal, KH. Adang Ruhiyat, yang merupakan putra asli Tasikmalaya dan berasal dari salah satu pondok pesantren terkemuka di Jawa Barat dan Indonesia. Kubu pendukung Adang optimistis bahwa kedekatan emosional dan latar belakang pesantren akan menjadi faktor penting dalam memenangkan hati pemilih.
Tidak hanya itu, kubu Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie juga bergerak cepat. Keluarga besar Hamida, yang mendukung pasangan ini, sudah berkomitmen penuh untuk memenangkan mereka. Bahkan, Ilham Habibie sendiri sempat menghadiri acara bulanan Hamida, di mana ia bertemu dengan pimpinan Ponpes Miftahul Huda dan Ketua Umum Hamida.
Wagub Jabar periode 2019-2024, H. Uu Ruzhanul Ulum, yang menjadi salah satu tokoh pendukung duet Syaikhu-Ilham Habibie, tidak terlalu mengkhawatirkan klaim dukungan terbanyak dari pihak lawan.
Menurutnya, survei yang ada saat ini masih bisa berubah, terutama menjelang hari pencoblosan. “Itu sah-sah saja, tapi jangan lupa, situasi bisa berubah. Masih ada waktu, dan pilihan masyarakat bisa bergeser pada saatnya nanti,” ujar Uu dengan penuh keyakinan.
Ketua Tim Pemenangan duet Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie untuk Kota Tasikmalaya, H. Yadi Mulyadi, juga optimis bahwa duet yang dikenal dengan identitas Imtak dan Iptek ini akan mendapatkan kepercayaan lebih besar dari masyarakat.
Menurutnya, ratusan tim direct selling dari PKS sudah mulai bergerak di lapangan, menyapa warga secara langsung dan memberikan pemahaman mengenai pentingnya memilih pemimpin yang tepat untuk Jawa Barat.
“Setiap tim direct selling kami ditargetkan menemui setidaknya 30 rumah setiap hari selama 60 hari ke depan. Jadi, insyaallah kita akan menyapa sekitar 200 hingga 300 rumah setiap harinya,” ujar Yadi, yang juga merupakan pendiri Ponpes At-Taufik Al Islamy di Kota Tasikmalaya.
Yadi menambahkan, strategi direct selling ini terbukti efektif dalam berbagai kontestasi politik sebelumnya. Apalagi, pasangan Syaikhu-Ilham Habibie memiliki rekam jejak yang solid, dengan latar belakang keagamaan yang kuat, hafal Al-Qur’an, serta pemahaman yang mendalam tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan persaingan yang semakin ketat, kedua kubu kini berlomba-lomba menggalang dukungan, memanfaatkan kekuatan hubungan emosional, strategi kampanye yang matang, dan figur-figur kuat yang berada di belakang mereka.
Siapa yang akan keluar sebagai pemenang di Kota Tasikmalaya? Hanya waktu yang bisa menjawab.