Menu

Mode Gelap
Mudik Bersama Polres Tasikmalaya; Ratusan Pemudik Merasa Terbantu dan Nyaman Hengky Tegaskan H-7 Perusahaan Wajib Bayar THR Tepat Waktu Nasib Para Mahasiswa STMIK Tasikmalaya; Wahid Minta Pemda Jamin Kelangsungan Pendidikan di Tengah Pencabutan Izin Operasional Proyek Dikuasai Pokir DPRD, Pengusaha Lokal KBB Menjerit Resahkan Masyarakat, Satlantas Polres Tasikmalaya Bakal Tindak Pengguna Knalpot Bising

Pangandaran · 17 Apr 2017 02:12 WIB ·

Peredaran Gula Merah di Pangandaran Diduga Mengandung Racun


					Peredaran Gula Merah di Pangandaran Diduga Mengandung Racun Perbesar

PANGANDARAN (CAMEON) – Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat tengah mengawasi peredaran gula merah yang diduga mengandung racun berbahan kimia yang kini beredar dipasaran.

Ketua KTNA Kabupaten Pangandaran Warino menegaskan bahwa hasil survey yang dilakukan pihaknya sebagian besar penderes yang memproses pembuatan gula merah menggunakan bahan berkimia.

“Bahan berkimia berupa serbuk itu biasanya ditabur di dalam setiap wadah penampung nira kelapa, sehingga saat nira mengeluarkan cairan bahan kimia itu akan langsung bercampur dengan cairan nira,” ujar Warino kepada CAMEON, Minggu (16/4/2017).

Padahal, kata Warino, proses pembuatan gula merah ada cara yang lebih alami serta tidak membahayakan masyarakat di antaranya dengan cara menggunakan campuran tatal pohon nangka dan cangkang manggis.

“Jika gula merah yang telah bercampur bahan kimia jelas akan berbahaya secara kesehatan. Bahkan dari rasa pun ada perbedaan. Gula yang alami rasanya manis dan gula yang menggunakan bahan berkimia rasanya asin,” tambahnya.

Saat ini, pihaknya akan terus melakukan penyadaran kepada pelaku penderes untuk tidak menggunakan bahan berkimia karena akan merugikan kepada masyarakat.

“Kami berharap kepada Pemerintah Daerah untuk segera mengeluarkan surat edaran kepada para penderes agar tidak menggunakan bahan berkimia dalam pembuatan gula merah,” harap Warino.

Jika makanan yang berbahan baku dari gula merah berkimia beredar dipasaran, lanjut Warino, maka dampaknya akan merugikan kepada orang yang mengkonsumsi makanan tersebut. “Kebutuhan pasokan gula merah keluar daerah dari Pangandaran sangat tinggi dan sebagian besar masuk ke perusahaan besar untuk dijadikan bahan baku makanan,” pungkasnya. (andriansyah)

Artikel ini telah dibaca 485 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Wisata Pangandaran Mulai Menggeliat Lagi Sejak Akhir Pekan

6 September 2021 - 09:40 WIB

Wisata Pangandaran Mulai Menggeliat Lagi Sejak Akhir Pekan

Bupati Jeje Lantik Tiga Pejabat Eselon II Hasil Open Bidding 2020

19 Agustus 2021 - 09:32 WIB

Bupati Jeje Lantik Tiga Pejabat Eselon II Hasil Open Bidding 2020

Anggota DPRD Jabar Berikan Fasilitas Wifi Gratis Untuk Warga Pangandaran

4 Agustus 2021 - 21:10 WIB

Anggota DPRD Jabar Berikan Fasilitas Wifi Gratis Untuk Warga Pangandaran

Kabupaten Pangandaran Sasar Pelajar Untuk Vaksinasi Covid-19

1 Agustus 2021 - 22:14 WIB

Kabupaten Pangandaran Sasar Pelajar Untuk Vaksinasi Covid-19

8 Jenis Budidaya Komoditas Air Payau di Pangandaran yang Menjanjikan

30 Juli 2021 - 19:55 WIB

8 Jenis Budidaya Komoditas Air Payau di Pangandaran yang Menjanjikan

Jelang Lebaran, BI Perwakilan Tasikmalaya Sediakan Rp 2,1 Triliun Uang Cash

7 Mei 2021 - 22:19 WIB

Trending di Pangandaran