Menu

Mode Gelap
Mudik Bersama Polres Tasikmalaya; Ratusan Pemudik Merasa Terbantu dan Nyaman Hengky Tegaskan H-7 Perusahaan Wajib Bayar THR Tepat Waktu Nasib Para Mahasiswa STMIK Tasikmalaya; Wahid Minta Pemda Jamin Kelangsungan Pendidikan di Tengah Pencabutan Izin Operasional Proyek Dikuasai Pokir DPRD, Pengusaha Lokal KBB Menjerit Resahkan Masyarakat, Satlantas Polres Tasikmalaya Bakal Tindak Pengguna Knalpot Bising

Jawa Barat · 28 Jan 2017 07:40 WIB ·

Pentas Mundinglaya Dikusumah Oleh Cerdas Muthahhari


					Pentas Mundinglaya Dikusumah Oleh Cerdas Muthahhari Perbesar

BANDUNG, (CAMEON) – Sebanyak 200 orang siswa SD Sekolah Cerdas Muthahhari mengikuti drama kolosal anak di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Minggu (29/1/2017). Drama yang mengangkat kisah Mundinglaya Dikusumah merupakan agenda tahunan kelima yang rutin yang dilaksanakan. Menurut Kepala Sekolah Rizky Hamdani, cara mengajar tersebut dapat membangkitkan imajinasi para siswa.

”Cara mengajar dengan metode ceramah sudah sering dilakukan. Kadang, itu sangat membosankan bagi para siswa,” ucap Rizky ditemui di salah satu kafe di Bandung.

Permainan imajinasi, lanjut dia, mampu mendorong tumbuh kembang anak. Sebab, pada saat berpura-pura menjadi orang lain, anak-anak akan belajar bagaimana menghadapi masalah. Lebih jauh, menyampaikan maksud atau keinginannya. Hal ini melatih keterampilan motoriknya.

Selain itu, bermain peran dapat membangun kreatifitas siswa. Hal yang paling penting adalah anak dapat memecahkan masalah dan mengendalikan diri. Untuk di sekolah, membawa anak menuju zona alfa yang mana bisa siap menerima pelajaran.

”Anak-anak bisa menerima standar sekolah dengan cerita,” katanya.

Permainan imajinasi, ungkap dia, sarana terbaik untuk orangtua guna mengembangkan kemampuan bersosialisasi, kognitif dan perkembangan emosi. Bahkan, permainan imajinasi dapat mempererat hubungan orangtua dan anak. Batasi akses anak terhadap aneka gadget dan televisi.

Di tempat yang sama, Komite Sekolah Muftiah Yulismi mengatakan, dalam agenda tersebut antara pihak sekolah dan orangtua siswa berkomitmen mendukung satu sama lain. Bahkan, orangtua menjadi sponsor dalam agenda ini.

”Drama ramah anak ini menjadi metoda belajar sambil bermain yang memberikan keramahan dari guru ke anak-anak,” ucapnya.

Untuk persiapan, kata dia, anak-anak memakan waktu delapan bulan. Akan tetapi, mulai dari membaca naskah hingga menghafal dilakukan pada jam mata pelajaran. Bahkan, pentas seni ini masuk dalam mata pelajaran, yaitu kelas minat.

Diakui olehnya, untuk mengarahkan anak-anak cukup sulit. Sebab, anak-anak terkadang membawa keinginan masing-masing dalam peran. Semisal, ingin bermain drama lebih lama dari waktu peran tersebut. Atau, hal lainnya yang tidak sesuai dengan alur cerita.

”Tapi, itu merupakan karakter anak-anak. Di mana para anak hanya menyukai bermain,” ungkapnya.

Dalam hal ini, jelas dia, guru harus bisa mengolah agar dapat memberikan pelajaran yang sangat menyenangkan. Hal ini, yang menjadi sulit dilakukan oleh para guru. (putri)

Artikel ini telah dibaca 500 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Sosialisasi Perda Perlindungan Anak; Perhatian Bersama untuk Generasi Penerus yang Berkualitas

23 Mei 2023 - 21:19 WIB

Dua Pelaku Pemasok Obat Terlarang Di Bekasi Diancam 10 Tahun Penjara

24 Maret 2023 - 18:16 WIB

Antisipasi Kepadatan, Pelabuhan Merak Tidak Lagi Layani Sepeda Motor

24 Maret 2023 - 13:54 WIB

Berburu Takjil di Kawasan Cikarang Kabupaten Bekasi

23 Maret 2023 - 23:18 WIB

Terdaftar di Kemensos, Namun Tak Pernah Dapat Bantuan

25 Oktober 2022 - 08:17 WIB

Terdaftar di Kemensos, Namun Tak Pernah Dapat Bantuan

SMSI Jabar Gelar Rakerda Tepat di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

19 Agustus 2022 - 22:06 WIB

SMSI Jabar Gelar Rakerda Tepat di Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
Trending di Jawa Barat