News

Penetapan Hari Ibu Berawal dari Protes Masyarakat yang Keberatan Kartini Dijadikan Pahlawan Nasional

329
×

Penetapan Hari Ibu Berawal dari Protes Masyarakat yang Keberatan Kartini Dijadikan Pahlawan Nasional

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, (CAMEON) – Penetapan Hari Ibu di Indonesia tak bisa dilepaskan dari protes sebagian masyarakat yang keberatan dengan dijadikannya RA Kartini sebagai pahlawan nasional. Para pengkritik menilai, Kartini tidak berjuang lintas daerah. Ia hanya berjuang di Jepara dan Rembang, sehingga tidak layak dinobatkan sebagai pahlawan nasional.

Kartini pun dinilai lebih pro Belanda. Tidak seperti tokoh wanita lain, seperti Cut Nyak Dien yang benar-benar memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Mendapat protes seperti itu, Soekarno mengambil kebijakan untuk menetapkan Hari Ibu Nasioal. Tujuannya untuk mengenang para pahlawan wanita, seperti Dewi Sartika, Cut Nyak Meutia, Cut Nyak Dien, Nyai Ahmad Dahlan dan lain-lain.

Di Indonesia, Hari Ibu ditetapkan pada 22 Desember pada 1953, bertepatan dengan ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia, yang dikuatkan dengan Dekret Presiden No. 316 thn. 1953. Masing-masing negara berbeda dalam menetapkan tanggal Hari Ibu atau Mother’s Day. Di Amerika, Singapura, Taiwan, Italia, Jepang dan beberapa negara lainnya menetapkan Mother’s Day pada hari Minggu di pekan kedua Mei. Sedangkan di beberapa negara Eropa dan Timur Tengah diperingati setiap 8 Maret.

Hari ini, Kamis (22/12/2016), sejumlah tokoh nasional mengucapkan selamat Hari Ibu di akun Twitternya masing-masing. Ketua MPR Zulkifli Hasan menulis, “Doa untuk Ibu di setiap waktu. Untuk semua cinta yg tak ada habisnya, untuk kasih sayang yang tak ada batasnya. Selamat Hari Ibu.”

Mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Hatta Rajasa, pun ikut mengucapkan hal serupa. “Kaum Ibu adalah tiang negara bila kaum Ibu kuat dan sejahtera lahir dan bathin maka kuatlah negara. Selamat Hari Ibu kami selalu mencintaimu,” cuitnya.

Si raja dangdut, Rhoma Irama, pun mentweet, “Selamat Hari Ibu, Rasulullah SAW mengajarkan memuliakan Ibu. Berbicara dgn lemah lembut padanya, kebaikan akan bersamamu.” (pey)

Foto ilustrasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *