KOTA TASIKMALAYA (CM) – Ini kondisi Kota Santri, Tasikmalaya. Daerah yang hanya punya 10 kecamatan ini punya rekor kasus HIV/AIDS dengan peningkatan angka yang signifikan.
Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Suryaningsih mengungkapkan, penularan penyakit HIV AIDS seperti gunung es yang hanya terlihat di permukaan.
“Tapi belum nampak (seluruhnya). Sebetulnya (kasus HIV/AIDS itu luar biasa banyak,” ujar Suryaningsih kepada media di Aula Dinas Kesehatan Komplek Perkantoran di Jalan Djuanda Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, Kamis (10/10/2019).
Bayangkan. Dipermukaan yang dia maksud atau yang baru berhasil diidentifikasi oleh pihak terkait sudah banyak jumlahnya.
Sampai saat ini, penderita HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya sudah mencapai 800 lebih. Itu menandakan perkembangannya saat ini sangat signifikan.
“Bahkan kasus baru tiap minggu selalu ada. Data terakhir sekitar 800-an penderita HIV. Ini diketahui setelah dilakukan evaluasi, ini juga masih banyak. Artinya perkembangannya masih sangat signifikan,” jelasnya.
Ia menyampaikan kekhawatirannya. Penderita HIV/AIDS yang tidak terdeteksi dikhawatirkan tidak ditanggulangi dan malah menularkannya kepada orang tedekat.
Untuk menyikapi hal tersebut, pihaknya sangat berharap dan perlu dukungan dari seluruh stakeholders masyarakat, dari berbagai lintas sektor dan lembaga lembaga swadaya masyarakat yang membidangi HIV/AIDS.
“Ada tiga komponen target Dinkes yang memang kapasitas sampai 90,90. ditemukan 90 persen di obati 90 persen. Artinya perlu ada pengawalan secara terus menerus dari berbagai pihak,” ujarnya.
Pihaknya menilai, pengobatan penderitaan HIV/AIDS tidak berhenti sampe di sini. Tetapi, penderita seumur hidup harus bergantung dengan mengkonsumsi obat yang memang harus setiap hari.
Ia meminta semua pihak serius melihat ini. Bagaimana tidak, penyebaran HIV AIDS tak melihat setatus kalangan, termasuk usia yang jelas dari 0 sampai 10 tahun.
Ada pula di usia anak menjelang remaja dan dewasa, dari 10 sampai 20-21 sampai didominasi antara usia 20 sampe 31. Angka usia ini sangat mencengangkan.
“Ini merupakan usia produktif dan sekarang HIV/AIDS juga telah menyisir pada ibu hamil yang ditularkan melalui hubungan seksual, lawan jenis atau sesama jenis termasuk penggunaan narkoba melalui alat suntik tapi lebih banyak dari hubungan seksual,” paparnya.
Sekali lagi dia menyebutkan, penyakit HIV ini sangat bisa disembuhkan dalam tanda kutip kalau mau memakan obat secara terus menerus yang sudah ada secara gratis di 21 Puskesmas di Kota ini. Jadi bagi yang telah terdeteksi, jangan takut.
“Termasuk dengan pemeriksaan lamanya seumur hidup. Kalau dia bertahan dengan obatnya, dia akan sembuh. Tetapi kalau kondisi lemah, penderita penyakit HIV tentu ada penyakit penyakit yang lainnya akan datang,” tambahnya.
Meski begitu dia mengingatkan, dia menyampaikan penyakit HIV seperti tanda kutip, artinya bisa disembuhkan dan ada obatnya. Tetapi, bisa meninggal dikarenakan penyakit penyertanya. (Edi Mulyana)