CIMAHI (CAMEON) – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) masih menyimpan duka di Kota Cimahi. Salah satunya, honor yang minim bagi sejumlah guru honorer.
Tercatat, jumlah honorer mencapai 2.600 orang di Kota Cimahi. Namun, 400 orang di antaranya diambil oleh Dinas Pendidikan Kota Cimahi.
Diakui oleh Kepala Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Nana Suyatna, honor masih sangat minim. Namun, pihaknya melakukan beberapa regulasi untuk menyejahterakan para guru honorer.
“Kita telah mengatur sejumlah aturan. Sehingga, selain mendapatkan upah ada tambahan lainnya,” ungkap Nana saat ditemui oleh CAMEON, Selasa (2/5/2017).
Selain itu, pihaknya akan mengatur kembali jumlah guru yang ada di sekolah. Terutama di sekolah-sekolah negeri yang ada di Kota Cimahi.
Pihaknya menginginkan jumlah guru honorer di sekolah merata. Sehingga, beban honor tidak terlalu banyak di satu sekolah.
Dia menjelaskan, berapa jaminan dari badan penyelenggara kesehatan dan ketenagakerjaaan masih belum diterima oleh para guru honorer. Namun, kedua hal tersebut harusnya diatur oleh pihak sekolah.
Ddalam hal ini sekolah mengatur honor guru melalui dana bos yang diterima sekolah. Sehingga, tegas dia, honor bulanan yang diterima sudah termasuk jaminan kesehatan dan ketenagakerjaan.
“Ada dana bos untuk sekolah, baiknya memang diatur secara matang berdasarkan sejumlah kebutuhan yang ada,” jelasnya.
Senada dengannya, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Cimahi Hardjono mengungkap hal yang sama. “Baiknya sekolah mengatur kebutuhan dari guru honor. Hal ini adalah salah satu kemandirian dari sekolah tersebut,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, jangan lagi hal-hal seperti ini dibebankan kepada pemerintah daerah atau pusat. Adanya dana bos yang langsung turun kepada setiap sekolah, hal ini menunjukan agar sekolah mampu mandiri.
“Sangat diperlukan kemandirian dari sekolah. Sehingga, dana yang ada diatur sedemikian rupa berdasarkan kebutuhan,” pungkasnya. (Putri)