JAKARTA (CM )– Berita terkait potensi tsunami di Pandeglang Banten yang mencapai ketinggian 57 meter menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat akhir akhir ini. Tentu, sebagian masyarakat khawatir terutama bagi mereka yang berada di Pandeglang.
“Itu bukan prediksi, melainkan hasil pemodelan yang perlu diverifikasi dan dikaji lebih dalam oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG),” kata kepala BMKG Prof Ir Dwikorita Karnawati M.Sc Pad saat melakukan video konferensi pers di gedung BMKG Jakarta, Kamis (05/04/2018).
Dikatakan Dwikortika, untuk menguji model tersebut kita harus mengunakan model-model lain. Peneliti sebenarnya tidak melakukan prediksi, tetapi menggali potensi yang perlu dikaji lebih lanjut yang berbasis data ilmiah yang lebih memadai. Selain itu, BMKG bersama pihak terkait akan terus aktif dalam pemantauan gempa bumi dan tsunami.
“Sekali lagi, apabila masyarakat mendapatkan info mohon agar dicek validasinya dengan mengikuti instruksi informasi yang d berikan oleh BMKG,” imbuh Dwikortika.
Sementara itu, Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Dr Jaya Murjaya M,Si mengatakan, dari tahun 2001 BMKG telah membuat peta kerawanan Tsunami, yaitu sepanjang Pantai Barat Sumatra, Pantai Selatan Jawa, Selatan Nusatenggara, Utara Nusa Tenggara, Pantai Utara Papua, Pantai Timur Menado Maluku, Pantai Utara dan barat Sulawes, serta pulau Ambon.
“Sampai saat ini, saya kira masih memadai dan kami terus melakukan evaluasi peta tersebut dari tahun 2001 hingga sekarang,” jelas Jaya. (Agus)
