News

Ngeri! Kasus HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya Semakin Tinggi

164
×

Ngeri! Kasus HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya Semakin Tinggi

Sebarkan artikel ini
Ngeri! Kasus HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya Semakin Tinggi

KOTA TASIKMALAYA, (CAMEON)-Kota Santri Tasikmalaya kini menghadapi masalah serius. Sangat besar kemungkinan, generasi di kota ini terancam wabah demoralisasi.

Wabah demoralisasi yang sangat mengancam adalah kasus HIV/AIDS yang telah merasuk sendi-sendi kehidupan masyarakat. Bahkan, kasus ini telah mendominasi dikalangan usia muda.

CAMEON mendapatkan fakta ini dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Bidang Pengelola Program HIV/AIDS. Bahkan, melihat grafiknya, jumlah penderita terus meningkat.

Bidang Pengelola Program HIV/AIDS Dinkes Kota Tasikmalaya, Ari mengungkapkan, perkembangan HIV/AIDS di dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan yang cukup tinggi.

Bahkan saat ini, penderita HIV lebih banyak menyerang kepada jenis kelamin laki-laki ketimbang perempuan. Rentang usianya produktif, mulai usia 11 tahun, 20 tahun, 30 tahun, sampai 40 tahun.

“Itu artinya, usia dini dari mulai usia 11 sampai 40 tahun lebih tinggi dan rentan terkena penyakit HIV,” ujarnya, kepada CAMEON, Sabtu (26/11/2016).

Karena penderita HIV menyerang usia muda itulah, kata dia, kini perkembangan AIDS secara akumulatif di Kota Tasikmalaya tinggi. Bayangkan, sampai tahun 2016 ini, ada 405 kasus di Kota Tasikmalaya.

Diungkapkan Ari, kasus HIV/AIDS pertama kali ditemukan tahun 2004 sebanyak 9 kasus. Lalu, setiap tahunnya selalu bertambah.

“Terakhir tahun 2016 sampai bulan September 2016, kasus baru HIV sebanyak 60 kasus. Totalnya 405 kasus,” katanya.

Secara akumulatif, imbuhnya, dari lima tahun terakhir ini, trend HIV yang sangat tinggi perkembangannya diawali mulai tahun 2012 sebanyak 12 kasus. Lalu, tahub 2013 sebanyak 28 kasus dan 2014 sebanyak 35 kasus.

“Pada tahun 2015 sebanyak 58 kasus, dan terakhir tahun 2016 hingga bulan September ini sebanyak 60 kasus,” ujarnya.

Ia kembali merinci data. Ada perubahan yang sangat menarik dalam kasus penderita HIV/AIDS ini. Perubahan data ini terkait dengan kelompok umur penderita.

Perubahan kelompok umur di tahun 2015 jika di bandingkan dengan tahun 2016, kasus tertinggi HIV lebih rentan menular kepada usia 31 sampai usia 40 tahun. Kemudian tahun 2016, usia yang agak sedikit muda dari mulai usia 21 sampai 30 tahun.

“Kalau melihat dari semua ini kita semua harus waspada, karena ada trend dan penemuan kasus baru bahwa HIV cenderung kepada usia yang lebih muda, dari mulai usia 11 sampai 20 tahun,” bebernya.

Adapun remaja usia 11 sampai 20 tahun, memiliki kelompok usia yang sangat strategis. Dan usia ini, adalah yang sangat rentan terjerumus pada prilaku yang tidak baik.

“Kami melihat tingginya jumlah remaja di Kota Tasikmalaya rawan. Sangat begitu signifikan,” ujarnya.

Untuk itu, ia menegaskan, perlunya ada penanganan secara preventif terhadap generasi muda usia belasan ini. Bahkan, seluruh organisasi yang memiliki binaan remaja haus lebih aktif dalam upaya pencegahan HIV.

“Penularan HIV bisa di sebabkan dari penggunaan Narkoba melalui jarum suntik, hubungan biologis, atau homoseksual,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Cecep Jaenal Kholis mengatakan, prilaku beresiko di Kota Tasikmalaya sudah sangat memprihatinkan.

“Ini perlu ada penanganan pencegahan dari semua kalangan, untuk ikut peran serta dalam penanganan pencegahan menularnya HIV. Perlu keterlibatan semua pihak,” katanya. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *