BANDUNG, (CAMEON) – Mitos Nyi Roro Kidul masih sangat diyakini oleh masyarakat jawa. Umumnya, bagi masyarakat Indonesia. Salah satu buktinya hal-hal magis masih dihormati demi menjaga kasanah-kasanah moral bagi kesejahteraan kehidupan manusia.
Hal tersebut rupanya menarik para perupa (pelukis) untuk mengangkat fenomena dalam sebuah karya seni. Bahkan, sosok penguasa Pantai laut kidul telah mengilhami keberagaman ekspresi seni yang akan diusung dalam sebuah pameran bertajuk “ARTefak Laut Kidul”. Sosok ratu cantik dipercaya keberadaannya oleh sebagian orang.
Pameran yang digelar mulai 16 Desember hingga 25 Desember itu, beberapa pelukis Sang Ratu sempat divisualisasikan sosoknya ke dalam bentuk lukisan seorang wanita cantik. Perhelatan pameran bersama ini merupakan satu estitas penting dalam pembahasan seni yang membedah persoalan Pantai Selatan yang legendaris itu. Dengan segala artefaknya meskipun kehadirannya dilukiskan penuh mistis dan magis.
Penggagas pameran ARTefak Laut Kidul Basuki Bawono mengungkapkan, pameran tersebut merupakan suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan. Sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.
“Diharapkan terjadi komunikasi antara perupa yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator,” jelas Basuki kepada wartawan saat ditemui di Papuri Saung Sunda, pekan lalu.
Penyelenggaraan pameran ini, lanjut dia, mengusung materi pameran berupa hasil kontemplasi para perupa dari berbagai wilayah tentang misteri Laut Kidul.
Sementara, Koordinator seniman (perupa) Zufli Akhmansyah mengatakan, sebagai makhluk berakal dan berbudi, setiap pekerjaan yang kita lakukan harus memiliki tujuan dan bermanfaat. “Seharusnya memiliki tujuan dan manfaat yang diharapkan serta dilakukan dengan penuh tanggung jawab,” katanya.
Dalam penyelenggaraan pameran ARTefak Laut Kidul pun setidaknya memiliki arah tujuan sosial dan kemanusiaan. Juga memiliki tujuan nilai jual, dan tentu saja yang berkaitan dengan edukasi. “Banyak nilai positif yang hadir dalam pameran ARTefak Laut Kidul ini,” ujar pria yang akrab dipanggil Bank Zoel.
Nama ARTefak sendiri muncul karena dari singkatan art (Seni) dan tefak atau dibaca teupak yaitu berkumpul. “Jadi ARTefak bisa diistilahkan berkumpulnya para penggiat Seni,” pungkasnya. (PUTRI)