KOTA TASIKMALAYA (CAMEON) – Walaupun tak ada uang, para atlet Gala Desa di Kota Tasikmalaya tetap memiliki semangat juang untuk bertanding. Hal itu dikatakan Deri, kepala Bidang Pemuda dan Olahraga di sela penutupan pertandingan antardesa di Stadion Wiradadaha, Kamis (19/10/2017).
“Memang betul kesulitan pertandingan gala desa saat ini, ketika terpilih ada menjadi juara, salah satunya kesulitan mengenai anggaran pembinaan, karena kebanyakan asumsi masyarakat sekarang ini orientasinya terhadap reward dalam bentuk finansial,” terangnya.
Walau ada kekurangan, seyogyanya seluruh cabor yang tergabung pada gala desa bisa mengaplikasikan apa yang telah menjadi program Kementerian Pemuda Olahraga RI dalam mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga.
Deri menjelaskan, meski namanya gala desa, itu tetap diberlakukan di daerah yang berstatus kota. “Intinya, gala desa ini tidak diberlakukan untuk di pedesaan saja, tetapi melingkupi semua, termasuk kelurahan,” tandasnya.
Di tengah keterbatasan anggaran, pertandingan gala desa bisa dilaksanakan dengan baik. Untuk sepakbola diikuti oleh 33 tim, bola voli 18 tim putra dan 9 tim putri, serta tenis meja ada 8 nomor yang dipertandingkan. Jumlah keseluruhan atlet sebanyak 197 orang, termasuk atlet sepak takraw dan bulutangkis.
“Alhamdulilah berkat kerja sama semua pihak ternyata animo cabor dan masyarakat sangat luar biasa. Ini di luar dugaan, apalagi sepak bola takraw terbilang langka dan belum pernah dipertandingkan tetapi animonya luar biasa. Itu perlu dikembangkan,” tandas Deri.
Di tempat yang sama, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Latihan dan Olahraga Mahasiswa Kementerian Pemuda dan Olahragam, Jenal Aripin, membenarkan, untuk anggaran pemerintah pusat saat ini masih belum sepenuhnya fokus terhadap kepentingan olahraga.
“Namun harus tetap semangat. Kami tidak mengharapkan dengan segala keterbatasan mengurangi semangat berolahraga prestasi,” ujarnya. (Edi Mulyana)