BANDUNG BARAT (CM) – Inspirasi bisa datang dikala petang. Apalagi, jika menyaksikan pergeseran detik demi detik lembayung senja yang akan meredup, di kawasan pabrik listrik.
Iya. Jutaan manusia seharusnya berterima kasih pada kawasan ini. Iya, peranannya sangat vital sebagai pioner pemasok listrik Jawa dan Bali. Uniknya, kawasan ini tak hanya mengurus tegangan saja, tetapi mampu menyuguhkan destinasi wisata yang mempesona.
Di Waduk Saguling inilah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) beroperasi. Dibangun pada tahun 1981 dan telah dapat beroperasi penuh pada akhir Mei 1986. Sejak itulah, kawasan ini menjadi bagian dari peradaban baru masyarakat, menyulap area pegunungan pada hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum di Desa Rajamandala Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat.
Unit Pembangkitan (UP) Saguling yang mempunyai kapasitas 4X175,8 Mega Watt (MW) dan salah satu pioner pemasok listrik Jawa dan Bali ini memang keren. Pabrik listrik ini selain dioperasikan untuk mendukung beban puncak di Sistem Jawa-Bali juga berfungsi sebagai pengatur frekuensi sistem dengan menerapkan Load Frequency Control (LFC) dan dapat melakukan pengisian tegangan.
Dibalik puja-puja kehebatan pabrik listrik ini, rupanya ada satu keunggulan yang jarang diketahui khalayak. Suguhan pemandangan yang cantik, unik dan tentunya eksotis mampu disuguhkan UP Saguling. Uniknya lagi, menikmati view dikawasan ini tak perlu merogoh kocek dalam.
Untuk menikmati pemandangan Saguling bisa ditempuh melalui dua jalur. Pertama melalui kawasan Cililin yang terhubung ke Jalan Batujajar dan Soreang. Melalui jalur ini, para traveller cukup masuk ke kawasan Saguling yang dijaga portal. Gratis. Infrastruktur yang mantap dipinggir waduk akan melengkapi indahnya perjalanan.
Tidak bisa berjalan kaki memang, traveller harus membawa kendaraan pribadi. Sepanjang jalan, traveller akan melalui rute meliuk-liuk, menanjak dan turunan landai. Pemandangan ciamik berupa daratan KBB akan tampak jelas. Dikawasan waduk pun, ada beberapa titik terlihat aliran air di dinding bukit yang membentuk air terjun kecil.
Dibeberapa bagian, ada suguhan pemandangan waduk yang tersaji berbagai warung kuliner, perikanan jaring apung dan berbagai aktivitas agroekonomi masyarakat. Ada pula kawasan hutan terawat, bahkan disatu bagian waduk ada koloni perkebunan bambu yang koleksinya ribuan jenis.
Rute kedua yang tidak kalah mempesona adalah melalui Rajamandala. Melalui jalur perlintasan nasional Bandung-Cianjur, plang UP Saguling sudah berdiri megah terlihat dipinggir jalan betulan Cipatat. Akses jalan yang bagus akan menggoda traveller mampir sejenak menikmati panorama indah pabrik listrik.
Sejak melewati gerbang kawasan ini, perpaduan pemandangan sudah disajikan. Perkebunan hijau dengan aneka ekosistemnya dipadukan dengan bangunan megah yang dihiasi tiang dan kabel raksasa. Menara pengawas bendungan yang bentuknya mirip cerobong asap raksasa dipadu dengan jembatan besar yang berbeton kokoh. Ahai, perpaduan ini memberikan view tak ada duanya.
Disebelah kiri ada bangunan UP yang megah, sementara dikanan ada hamparan perbukitan yang hijau. Sesekali dijalur yang dilalui ini ada pemandangan air terjun kecil yang mengalir di dinding bukit. Wajar jika disekitar in pun ada sejumlah destinasi buatan yang dikelola, seperti Sanghyang Poek dan Sanghyan Tikoro.
Sebagai pemanis pemandangan, saat melalui gedung UP Saguling ini, ada dua dua pipa raksasa berwarna kuning melintang dari atas bukit ke bawah bangunan tadi. Pipa raksasa ini terlihat jelas dari kejauhan. Sementara dibagian kiri jalan, ada ratusan tiang listrik raksasa.
Wajar saja, semua pemandangan indah ini banyak dinikmati masyarakat ketika sore tiba. Tak sedikit warga yang memarkirkan motor dan mobilnya hanya untuk rehat sejenak, melihat semua panorama di Komplek PLN Cioray Indonesia Power UP Saguling.
Lukman (45) salah seorang pegiat pariwisata di Bandung Barat mengatakan, pengunjung yang sekedar mampir menikmati kawasan ini banyak dari warga KBB bahkan luar kota. Kata dia, mudahnya perlintasan dari Cianjur atau Bandung membuat orang berdatangan.
“Ada yang hanya parkir sebentar, jajan kopi dan gorengan. Lalu foto-foto dan pergi lagi. Kata orang-orang pemandangannya bagus, apalagi kalau sedang cerah,” katanya, kepada CAMEON, belum lama ini.
Lukman mengungkapkan, jika akhir pekan tiba tak hanya warga lokal yang datang menikmati berbagai destinasi dikawasan itu. Ia mengaku sering melihat bule datang dan menikmati eskotismenya pemandangan disekitar pabrik listrik tersebut.
Ibarat gigitan pertama yang menggoda dan membuat ketagihan. Orang yang datang ke tempat itu akan mau berkali-kali jika sudah mencicipi berbagai keistimewaannya. Salah satunya, pernah mencoba air panas yang letaknya tidak jauh dari UP Saguling.
“Deket sini ada pemandian air panas. Kampung Cipanas namanya. Sudah lama ada, sebelum PLTA ada Cipanas sudah ada. Di sana mandi dan berendam enak, airnya hangat pas. Banyak khasiatnya kata orang-orang. Orang luar negeri juga banyak yang datang kok,” ujarnya setengah berpromosi.
Lukman menyebut, menikmati pemandangan tiang-tiang listrik berukuran jumbo akan memberikan sensasi yang berbeda. Apalagi, tiang listrik yang ada ditempat itu sebagai hulu yang akan mengalir ke tempat lainnya.
“Apa jadinya jika listrik di sini mati atau jika tidak ada pabrik listrik. Kita di rumah-rumah kan tidak tahu sumbernya dari mana. Cobalah lihat ke sini, sekaligus mengedukasi anak-anak kita,” jelasnya. (Naim)