News

Masjid Dirusak Umat Kafir, Inilah Reaksi Almumtaz

168
×

Masjid Dirusak Umat Kafir, Inilah Reaksi Almumtaz

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Penyerangan dan pengrusakan Mushola Al-Hidayah Perum Agape Desa Tumaluntung, Kec. Kauditan, Kab. Minu Sulawesi Utara oleh orang orang tak dikenal, pada Rabu malam  (28/01) sekira pukul 19.00 WIB sehingga menimbulkan keresahan umat islam di Indoneisa.

Di Tasikmalaya Jawa Barat, sejumlah aktivis muslim mengecam keras aksi tak terpuji tersebut. Ketua Aliansi Aktifis Masyarakat Muslim Tasikmalaya (Almumtaz), Ust. Hilmi menegaskan bahwa perilaku biadab itu tak pantas menjadi tontonan rakyat Indonesia di tengah-tengah toleransi umat beragama.

”Kami ikut mengecam keras atas penyerangan dan pengrusakan tersebut, juga meminta sekaligus mendesak Kapolda Sumut untuk cepat bertindak menangkap pelaku dan dalang dibalik penyerangan itu,” ujarnya.

Tak hanya ikut mengecam, Almumtaz Juga mengajak semua elemen ormas Islam yang ada di Tasikmalaya untuk bersama sama menjaga kondusifitas, serta tidak mudah terpancing dan terprovokasi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Kami juga mengimbau kepada umat Islam dimanapun berada wabil khusus di Kota Tasikmalaya agar tetap tenang menjaga kondusifitas dan tidak mudah terpancing atas kejadian tersebut sekaligus meningkatkan kewaspadaan dan selalu tetap solidaritas serta silaturahim sesama muslim,” tambahnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, di beberapa media dan tersebar di media sosial, aksi sejumlah orang yang menggunakan ikat merah di kepala merusak sebuah mushola di perumahan di kecamatan Kauditan Kab. Minu Sulut.

Hingga saat ini polisi masih memeriksa sejumlah orang yang diduga melakukan perusakan mushola tersebut. Meski demikian, pihak Polda sulut melalui Kabid Humas Kombes Pol Julest Abaraham Abas menjelaskan bahwa yang dirusak bukanlah mesjid atau mushola namun sebuah balai pertemuan umat Islam`

“Memang ada sejumlah warga Perum Agape datang ke tempat peribadahan tersebut dan meminta perizinannya, sempat terjadi perdebatan dan akhirnya berujung perusakan, tapi itu hanya tempat musyawarah umat Islam saja kok bukan tempat ibadah,” ujar Julest seperti yang dilansir Alumni 212.co.id. (dzm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *