KOTA TASIKMALAYA (CAMEON) – Ketersediaan pangan merupakan syarat keharusan dari tercapainya status ketahanan pangan disuatu daerah. Untuk memperoleh ketersediaan pangan yang cukup diperlukan pemanfaatan segala sumberdaya lahan yang ada secara baik dan terencana, termasuk lahan pekarangan.
Kali ini, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Tasikmalaya yang tengah KKN bergerak untuk berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat melalui upaya sosialisasi tata cara memanfaatkan lahan pakarangan.
Penanggungjawab program, Sri Intan Agustina, mengatakan, idenya berawal dari kurang bermanfaatnya lahan pekarangan masyarakat Kampung Sarongge, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya.
Ia menyadari bahwa budaya menanam pohon sudah melekat di masyarakat. “Kami mencoba mengajak masyarakat untuk menanam di pekarangan rumah agar biayanya murah,” ujar Sri saat ditemui CAMEON, Senin (21/08/2017).
Kalau hidroponik, katanya, mesti modal dulu. Ia menyarankan untuk menggunakan bambu sebagai media tanam biar murah.
Ketua kelompok KKN, Irwan Faisal Rahman optimis bahwa program ini dapat berjalan karena masyarakat ingin memperoleh sayur mayur tanpa membeli.
Sementara, Kabid Holtikultura dan Perkebunan Distankan Kota Tasikmalaya, Edi Ruhaydi, mengatakan, program mahasiswa merupakan bagian dalam upaya menekan inflasi. Juga, Distankan bekerjasama dengan Bank Indonesia membentuk kelurahan sadar inflasi guna meningkatkan kesadaran menanam di pekarangan.
“Kami sediakan bibit tomat, cengek, pakcoy, dan juga pelatihannya untuk menanam secara mudah di pekarangan,” katanya.
Ia menilai kesadaran masyarakat untuk menanam di pekarangan tak sampai 30 persen. Oleh karena itu, ia menjanjikan kemudahan bagi siapa saja yang hendak meminta bibit. (Edi Mulyana)