JEPANG (CM) – Seiring dengan lembayung senja yang perlahan meredup, satu persatu mereka berdatangan. Seperti panggilan hati yang penuh kerinduan pada pertiwi, mereka berkumpul di “Nanbu,” salah satu kelas yang cukup besar, di kawasan Nagoya University.
Pemandangan yang terlihat tidak jauh berbeda dengan di kampung halaman. Ada menu aneka takjil dan makanan siap santap, ada tawa renyah penuh keakraban, dan paling penting, ada suasana ruhiah dengan tampilan jilbab beberapa mahasisswi dan kemudian dilanjutkan dengan magrib berjamaah.
“Tahun ini PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) di Nagoya Jepang, mengadakan kegiatan buka bersama yang rutin diadakan pada bulan Ramadan,” ungkap Ketua PPI Nagoya Avend Arietna, saat ditemui disela kegiatan buka bersama mahasiswa, Minggu (20/5/2018).
Berbuka puasa bersama seperti ini memang sangat spesial. Bayangkan lamanya mereka berpuasa, waktu subuh di Jepang sekitar pukul 3 dan Magrib pukul 7 malam, membuat mereka harus berjibaku dengan cuaca dan seabreg tugas kuliah dan pekerjaan part time.
Dan buka bersama itu adalah momen penting untuk mengobati keruinduan Ramadan di tanah air. Berada di negeri orang,tidak menyurutkan para pelajar Indonesia untuk bersilaturahmi.
“Selain buka bersama,kegiatan ini juga dijadikan sebagai ajang perkenalan pengurus PPI Nagoya,dan penyambutan bagi mahasiswa yang baru datang,” kata dia.
Selain itu, acara buka bersama kali ini lebih spesial, karena dalam acara bukber ini sekaligus diadakan peresmian Organisasi PERMINA (Persatuan Mahasiswa Indonesia Nihon(Jepang) Nagoya). Organisasi PERMINA merupakan gabungan antara para pelajar Indonesia yg ada di Nagoya,Jepang,dengan para mahasiswa Jepang yang mempunyai ketertarikan Indonesia.
Bukan suatu kebetulan. Ditanggal itu, bertepatangan dengan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Jika di tanah air, setiap 20 Mei diperingati sebagai momen terpenting dalam sejarah, maka boleh dikata, mereka berkumpul untuk membangun kejayaan bangsa.
Jika 110 tahun lalu, Boedi Oetomo yang didirikan oleh Dr Soetomo dan sejumlah mahasiswa STOVIA resmi berdiri, maka pada petang itu, mereka pun berhimpun untuk bersama-sama membangun organisasi pelajar yang lebih solid dan kokoh untuk bangsa dan negara.
Bahkan tak sekedar sesama anak bangsa. Menyadari tantangan era global dan pentingnya persaudaraan, mereka berkumpul untuk memperingati 60 tahun kerjasama bilateral Jepang-Indonesia,hubungan bilateral kedua negara bisa menjadi lebih baik dimasa depan.
“Dengan terbentuknya PERMINA ini diharapkan masyarakat Jepang bisa lebih mengenal tentang Indonesia,dan bersama-sama membangun Indonesia,” katanya.
Ia melihat, banyak sekali masyarakat Jepang termasuk para Mahasiswa Jepang yang tertarik dengan Indonesia. Awalnya mereka tertarik dengan budaya Indonesia.tapi setelah mereka mempelajari dan diskusi tentang Indonesia bersama rekan-rekan pelajar Indonesia yang lain,mereka ikut memikirkan tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh Indonesia saat ini.
“Saya berharap mereka (para mahasiswa Jepang) bisa ikut berkontribusi membangun Indonesia. Karena ketika kita berbicara Indonesia, disana bukan hanya tentang orang Indonesia,tapi didalamnya terdapat ratusan suku,ratusan bahasa,dan sangat banyak potensi alam yang harus dijaga bukan hanya oleh orang Indonesia,tapi oleh seluruh dunia,” bebernya.
Ditempat yang sama, salah seorang mahasiswa Jepang yang juga pendiri PERMINA Kerazuyuki Yano, mengaku bahagia bisa berada ditengah-tengah mahaisiswa Indonesia. Terlebih lagi, dia bisa berkumpul dalam momen buka bersama puasa, sebuah acara yang sangat dimuliakan bagi orang-orang beragama.
“Acaranya bagus. Apalagi ada pembentukan PERMINA, ini adalah untuk menjadi wadah mahasiswa Jepang yang cinta dan peduli terhadap Indonesia,agar bisa lebih mengenal keIndonesiaan,” kata mahasiswa Nanzan University jurusan Asia ini penuh bangga.
Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang kadang logatnya tercampur dengan bahasa Jepang, Kerazuyuki menjelaskan, organisasi ini bisa menjadi sarana bagi mahasiswa kedua negara untuk saling mengisi, saling berbagi, saling memotivasi dan saling memberi arti. Terutama tentang ke-Indonesiaan, mamberi makna kekayaan khasanah nusantara bagi warga Jepang.
“PERMINA ini merupakan persembahan dari kami,generasi muda Jepang yang bekerjasama dengan para pelajar Indonesia di Nagoya dalam moment memperingati 60 tahun kerjasama bilateral Jepang-Indonesia,hubungan bilateral kedua negara bisa menjadi lebih baik dimasa depan,” tandasnya. (Gifar Solahudin)