KOTA TASIKMALAYA (CM)-Jauh sebelum berdiri GOR Susi Susanti Dadaha, di Tasikmalaya tanggal 11 Februari 1971 yang cerah, terlahirlah seorang perempuan pencetak sejarah bulu tangkis Indonesia bahkan dunia.
Namanya Lucia Francisca Susi Susanti. Kelak, ditahun 90-an namanya berkibar harum. Ia menikah lelaki yang profesinya sama, Alan Budikusuma namanya.
Bersama suaminya, Susi meraih medali emas dalam ajang Olimpiade Barcelona 1992. Kemudian, ditahun 2004 Susi mendapatkan penghargaan Hall Of Fame dari International Badminton Federation yang sekarang namanya Badminton World Federation.
Spirit kebesaran nama Susi inilah yang digenggam Pengurus Cabang (Pengcab) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kota Tasikmalaya. Organisasi yang menaungi olah raga “tepuk bulu” ini ingin mencari Susi-Susi baru di Tasikmalaya.
Demikian semangat Agus Wahyudin, Ketua Pengcab PBSI Kota Tasikmalaya. Seraya mengenang harumnya Tasikmalaya dan Indonesia kala itu, Agus bercerita.
“Setelah puluhan tahun silam Indonesia sempat dianugerahi salah satu atlet bulu tangkis asal kelahiran Tasikmalaya, yang sampai saat ini masih belum dianugerahi kepada generasi berikutnya,” kata Agus, saat ditemui di Gedung Olahraga Susi Susati, komplek Dadaha, Kecamatan Cihideng Kota Tasikmalaya, Selasa (24/4/2018).
Agus sedang berada didalam GOR tersebut beserta Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman, dan banyak orang lainnya yang memiliki kecintaan pada buli tangkis. Saat ditemui, mereka tengah membuka kejuaraan bulutangkis.
Selain kejuaraan yang sedang digelar ini, Agus pun menceritakan hajat yang lebih besar. sebuah event bersejarah san pertama kalinya ada di Tasikmalaya.
“Porkot Bulu Tangkis,” sebut Agus, menjelaskan sebuah kegiatan yang dimaksud itu.
“Kami ingin melahirkan kembali potensi atlet bulu tangkis nasional, maupun Internasional. Atlet ini yang berasal dadi Kota Tasikmalaya, seperti Susi Susanti,” harapnya.
Agus kemudian menjelaskan event yang dimaksud itu. Rencananya, kata dia, event ini akan dihelat pada 24-27 Juli 2018.
“Ini merupakan kejuaraan tingkat kota yang pertamakalinya dilangsungkan di Kota Santri,” katanya.
Kejuaraan bulutangkis ini akan diikuti lebih dari 200 peserta yang tersebar di enam kategori. Antara lain usia dini, anak-anak, pemula, remaja, ganda dewasa lokal, dan ganda dewasa terbuka.
“Seluruh kategori, keculai ganda dewasa lokal, terbuka bagi putra dan putri,” imbuhnya.
Ditempat sama, Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, pemerintah mendukung penuh penyelenggaran event badminton skala kota yang diinisiasi PBSI ini.
“Pekan olahraga kota ini bakal dijadikan bahan evalusi untuk pembinaan atlet di kemudian hari,” ujar Budi
Ia mengharapkan, kejuraan ini bakal melahirkan bibit-bibit atlet badminton berprestasi dimasa depan. Apalagi, kota ini dulu mempunyai catatan sejarah manis dikancah olah raga “tepak bulu” ini.
Budi bangga. Kata dia, Tasikmalaya pernah melahirkan atlet sekelas Susi Susanti yang hingga saat ini prestasi dan nama besarnya sulit ditandingi dilevel nasional.
“Tasikmalaya disebut sebagai kota pencetak (atlet) bulutangkis internasional, salah satunya adalah Susi Susanti. Ini menjadi kebanggaan prestasi bulutangkis internasional maupun nasional. Pernah jadi juara All England, juara dunia, Olimpiade. Ini mudah-mudahan jadi motivasi buat anak-anak muda kita,” bebernya.
Lebih jauh, dia menuturkan jika kejuaraan ini juga dijadikan ajang pemanasan menyambut Pekan Olahraga Daerah 2018 yang bakal dihelat di Bogor.
“Makanya persiapan anak-anak kita di usia dini, latihan, menjadi seleksi awal. Mudah-mudahan kegiatan ini menjadi agenda rutin PBSI setiap tahun,” pungkasnya. (Edi Mulyana)