News

Ketika Santri Dicerahkan Soal Sanitasi Menstruasi

142
×

Ketika Santri Dicerahkan Soal Sanitasi Menstruasi

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Menstruasi bukanlah perkara tabu untung dibicarakan. Kodrat perempuan normal berusia produktif ini harus dipahami, dimengerti dan diedukasi.

Semua pihak harus tahu soal menstruasi ini. Berbagai latar belalang, laki-laki dan perempuan, tua muda, bahkan oleh kalangan santri. Karena jika pengetahuan soal sanitasi menstruasi ini minim, bisa berdampak pada meningkatnya risiko gangguan kesehatan pada sistem reproduksi dan dampak sosial lainnya.

“Kaum laki laki harus tahu bahwa menstruasi itu bukan hal yang menjijikan,” tegas fasilitator Managemen Kebersihan Menstruasi (MKM) Kinkin Sakinah (21), di Pondok Pesantren Sulalatul Huda Paseh Kecamatan Cihideng Kota Tasikmalaya, Kamis (19/09/2019).

Di pondok pesantren itu, Kinkin beserta fasilitator lainnya datang bersama lembaga nirlaba Netherlands Development Organisation (SNV) yang telah bekerja sama dengan Pemerintah Kota Tasikmalaya. Dan kali ini, pondok pesantren yang sedang menjadi sasaran.

Dikatakan Kinkin, menstruasi bukanlah perkara tabu untuk dibahas. Jangan ada lagi, kata dia, kasus perempuan yang tengah menstruasi dan malah jadi bahan ejekan.

“Terutama yang sering terjadi kebanyakan dilingkungan anak anak perempuan yang masih sekolah suka dibully oleh teman teman laki lakinya, ” ucapnya.

Rekan Kinkin, Wini menyebut, dengan adanya kegiatan sosialisasi tentang sanitasi menstruasi, diharapkan budaya-budaya yang kurang baik seperti bullyan itu dapat dihindari. “Jadi yang tidak mendidik dan tabuh itu bisa hilang,” papar, Wini.

Ia berharap disaat kaum perempuan datang menstruasinya, laki laki selain menganggap tidak tabu, juga bisa mendukung dan bersikap sopan karena yang dialaminya adalah alamiah. Apalagi laki laki akan menjadi seorang bapak yang nantinya punya anak diharapkan kedepanya bisa mencetak generasi muda berkualitas.

“Intinya semua kaum perempuan ketika sedang menstruasi ingin dihargai, dimanjakan agar tidak menjadi kemarahan dan tabu,” katanya.

Di tempat sama, City Advisor SNV Indonesia, Dadang Ahman Hidayat mengatakan, menstruasi selama ini masih dianggap tabu. Padahal, kata dia, menstruasi ini berhubungan erat dengan aspek pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, lingkungan, sosial, hingga air bersih dan sanitasi.

“Maka kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan para santri mulai usia dini, remaja hingga dewasa, tentang pentingnya manajemen kebersihan menstruasi wanita agar tidak tabu dihadapan kaum laki laki,” jelas.

Ia memaparkan, selama tahun 2018-2022, pihaknya telah bekerja sama dengan pemerintah Kota Tasikmalaya melaksanakan program sanitasi perkotaan menuju pembangunan berkelanjutan. Program tersebut, mencakup enam 6 aspek sanitasi dan kebersihan, termasuk manajemen kebersihan menstruasi.

“SNV hadir mencoba untuk memberikan pengertian terhadap para laki laki dikalangan pelajar SD, SMP, SMA, SMK, dan mahasiswa,” terangnya.

Ia memaparkan, membahas menstruasi itu bukanlah perkara yang tabu. Dengan kata lain, pihak laki laki harus tahu terhadap perempuan yang seringkali mengalami menstruasi dengan tujuan tidak membuli atau saling mengejek sehingga tidak terjadi perbedaan khususnya antara laki laki dan perempuan.

Selain urusan menstruasi, pihaknya juga memberikan pengarahan soal pengelolaan sampah pembalut agar tidak di buang sembarangan pada kloset yang nantinya menjadi mampet sehingga menjadi ekses negatif terhadap lingkungan.

“Setelah dilakukannya sosialiasi manajemen kesehatan menstruasi selanjutnya akan dievaluasi untuk memastikan, apakah ada efek positif kesehatan menstruasi apa tidak. Jika ada efek positif, diharapkan mampu ditularkan kepada pondok pesantren yang lain,” bebernyaa. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *