BANDUNG (CAMEON) – Ada pemandangan yang sedikit berbeda ketika melangkahkan kaki menuju salah satu Kafe yang berpusat di Jalan Bukit Pakar Timur 29 Kota Bandung.
Unik! Ya, mungkin satu kata itu akan terlontar ketika pengunjung memasuki Kebon Awi Kaffee. Kafe yang baru berusia dua tahun ini memiliki konsep yang berbeda dengan Kafe-kafe pada umumnya.
Ditempat ini pengunjung bukan hanya sekadar bisa menikmati menu-menu andalan dari Kafe tersebut, lebih dari itu mereka yang singgah ketempat ini akan diberikan satu nilai edukasi yang mungkin tidak pernah mereka dapatkan sebelumnya.
“Selain kita menawarkan makanan khas Sunda, kita juga memiliki konsep lebih kepada berwawasan edukasi. Edukasi dalam arti, diseputaran Kafe ini kita punya banyak bambu, dulu ada 32 spesies bambu, tapi sekarang kita punya 24 jenis bambu, dan bambu itu asli dari Thailand, China dan Jepang,” ujar Owner Kebon Awi Kaffe, Pria Eka.
Dari 24 spesies bambu yang dimilikinya, beberapa di antaranya adalah Awi Kendang yang berbentuk seperti kendang, Awi Tamiang bahan baku untuk seruling bambu, Awi Koneng bambu yang berwana kuning, Awi Gombong struktur untuk bahan bangunan, Awi Pringganani untuk hiasan, Awi Buta dan lainnya.
“Bambu-bambu ini ada disekeliling Kaffee kita. Jadi ditempat ini pengunjung bisa melihat bambu-bambu yang kita simpan diseputaran Kaffee ini, di setiap bambu ada keterangannya,” ucapnya.
Tidak hanya sampai di situ, Kebon Awi Kaffee saat ini memiliki sembilan saung yang digunakan untuk tempat makan atau berkumpulnya para pengunjung yang datang. Satu saung bisa diisi oleh lima sampai enam orang.
Sementara untuk menu andalan dari Kafe ini adalah, mereka menawarkan makanan-makanan khas Sunda seperti, Tutug Oncom, Nasi Cikur dan Oseng Buntut. Dari ketiga menu ini yang paling banyak diburu oleh pengunjung adalah nasi cikur dan tutug oncom.
“Harga relatif. Tempat bukan hanya saung atau lesehan, tapi tempat meja kursi tersedia. Buat meeting, resepsian pernikahan, khitanan, ulang taun dan acara acara resmi lainnya bisa di pergunakan,” paparnya.
Pria Eka menambahkan, ke depannya Kafe miliknya ini akan membuat suatu konsep yang jauh lebih baik lagi. Intinya, para pengunjung Kafe ini bukan hanya menikmati makanan khas Sunda yang telah disediakan, namun mereka pun bisa mendapatkan ilmu baru tentang kesenian Jawa Barat.
“Ke depannya kita akan bikin konsep kesenian Sunda. Nanti ada pertunjukan kesenian tarawangsa, topeng, karinding dan lainnya. Khusus untuk bulan puasa, kita buka jam tiga sore,” pungkasnya. cakrawalamedia.co.id (kky)