Kolom

Kampanye Sebelum Waktunya

306
×

Kampanye Sebelum Waktunya

Sebarkan artikel ini
Kampanye Sebelum Waktunya
Ilustrasi (net)

kampanye-sebelum-waktunya2Dewasa ini, dunia politik semakin membungkus seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Semua orang seakan paham benar dengan politik. Mulai dari diskusi para pedagang di pasar, sampai pejabat di gedung terhormat. Ini menggambarkan bahwa politik seakan menjadi trending topic yang terus diperbincangkan.

Salah satu contoh dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Masyarakat terus-menerus dijejali berita politik lewat berbagai macam media. Semua partai terus-menerus mempublikasi calonnya masing-masing.

Cerita lainnya di tempat tinggal saya di Kabupaten Bandung Barat (KBB), sudah mulai marak spanduk raksasa bergambar para calon bupati dan wakilnya. Ada pula yang bersosialisasi tidak secara terang-terangan dari desa satu ke desa yang lain.

Dan mirisnya itu terjadi di tahun 2016 sekarang, padahal Pilkada diselenggarakan pada tahun 2018. Saya pribadi tidak menyalahkan, karena itu adalah sebagian strategi politik.

Namun, secara pribadi saya menyayangkan dengan maraknya publikasi politik Pilkada. Hal ini menggambarkan bahwa perlahan pemerintahan beralih fokus. Mengapa fokus pemerintah beralih? Karena sebagian besar calon bupati di Bandung Barat adalah orang-orang yang masih menjabat di wilayah pemerintahan. Dan perlu dicatat memiliki posisi strategis.

Secara pribadi, hal ini sangat disayangkan. Lebih jauh, mengenai fokus pemerintah yang seharusnya menyejahterakan masyarakat dan menyelesaikan pembangunan. Kini beralih menjadi mempertahankan kekuasaan.

Saya berharap kepada pemerintah terkhusus kepada pemerintah Bandung Barat untuk lebih profesional. Terutama dalam mengemban tugasnya sebagai wakil rakyat. Serta, harus lebih menyadari hal mana saja yang seharusnya diprioritaskan.

Saya berdoa di Pilkada 2018 nanti akan muncul sosok pemimpin di Bandung Barat yang profesional dan benar-benar peduli pada masyarakat Bandung Barat. Sehingga, mampu membawa Bandung Barat menjadi lebih makmur dan sejahtera.

Penulis: Fauzi Akbar, Mahasiswa jurusan Administrasi Publik Sosial dan Ilmu Politik UIN SGD Bandung. Saat ini penulis menjadi anggota Keluarga Mahasiswa Kabupaten Bandung Barat (Kembara) di DPC Kota Bandung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *