CIMAHI, (CAMEON) – Sejumlah warga di Kota Cimahi mengeluhkan ketiadaan pemerintah dan petugas kepolisian yang tidak hadir saat warganya memerlukan perlindungan. Ini terlihat dalam pantauan armada pemudik di kawasan Cimahi Mall.
Tengoklah ke pusat perbelanjaan ini. Sepanjang musim mudik, ratusan orang akan berderet tak teratur menunggu bus yang akan mengangkut mereka ke sejumlah kota.
Tak ada lokasi khusus untuk menunggu apalagi tempat duduk nyaman. Pemudik yang mau mengejar silaturahmi di kampung halaman harus rela berdiri di pinggir jalan atau menunggu di selasar aspal gerbang masuk Cimahi Mall.
Ironisnya, para pemudik yang menunggu lama bus menuju Tasikmalaya dan sejumlah kota di Jawa Tengah dilarang duduk di teras Mall. Jika ada yang duduk-duduk di sana, petugas satpam akan mengusir dengan tegas.
Perjuangan pemudik yang sebagian besar ber-KTP Cimahi ini belum usai. Lamanya mereka menunggu bus tidak ada jaminan armada yang akan mengangkut mereka tersedia.
Beberapa PO Bus yang ada di Kota ini seperti tidak resmi. Hanya ada beberapa petugas yang ada. Mereka mengelolanya seperti yang apa adanya.
Kala bus datang, terutama jurusan dekat seperti Tasikmalaya, tidak diatur sedemikian rupa. Ketersediaan kursi bus tidak berdasarkan antrian yang tertib.
Para pemudik yang perempuan, ibu-ibu, anak kecil dan manula harus rela berjibaku dengan calon penumpang lelaki berbadan tambun atau calo yang berpostur kekar. Hukum rimba sungguh terjadi di sana.
Mengerikan. Setiap bus datang, orang-orang berebut kursi. Mereka saling sikut untuk masuk pintu bus. Tak peduli lagi, siapa yang kena sikut dan kena injak.
Riana Krismawati (21) seorang mahasiswi di salah satu kampus di daerah Cimahi mengeluhkan kenyataan ini. Anak tentara yang ber-KTP Cimahi ini punya niat suci.
“Saya mau ketemu nenek di Tasikmalaya. Bapak dan Ibu baru ke Tasik-nya habis shalat Ied. Aku mau duluan,” ceritanya, kepada CAMEON, disela dia menunggu bus jurusan Cimahi-Tasikmalaya, di Cimahi Mall, Minggu (3/7/2016).
Ia sangat berniat pergi menemui neneknya yang sudah hidup seorang diri di daerah Cibeureum Kota Tasikmalaya. Untuk itulah, dia datang ke Cimahi Mall setelah Shalat Subuh.
Namun peruntungan belum berpihak pada Riana. Perempuan berhijab ini tidak kebagian bus karena penuh. Padahal waktu sudah menunjukan jelang Shalat Dzuhur.
“Sudah ada bus datang dua kali. Tapi belum kebagian juga. Masih banyak yang lainnya juga belum kebagian. Menunggu lagi deh. Moga masih ada bus,” katanya.
Riana masih terbilang mujur. Pemudik lain, selain tidak kebagian kursi bus, mereka harus lecet-lecet karena berdesakan berebut masuk bus. Sodikin (57) salah satunya.
Pria sepuh pensiunan PNS di Kabupaten Bandung ini selain tidak kebagian kursi bus, juga harus rela lecet-lecet karena berdesakan. Badannya yang tidak kekar lagi memaksa dia untuk menyerah pada kerasnya persaingan.
Atas kenyataan ini, dia menyesalkan pemerintah kota setempat dan aparat kepolisian yang membiarkan kejadian rutin setiap tahun ini. Cimahi yang tidak mempunyai terminal representatif memaksa warganya untuk kehausan mencari sarana transportasi jauh ke luar kota.
“Ketika ada PO Bus di Cimahi Mall, ya, otomatis warga tumplek di sini. Tapi tidak dikelola pemerintah. Luput pengawasan,” sesalnya, kepada CAMEON, Minggu (3/7).
Jika pemerintah kota belum mampu menyediakan sarana prasaran terminal, ia menyarankan, minimal menyediakan bantuan sumber daya manusia (SDM) yang membantu manejerial.
“Semua kebanyakan ber-KTP Cimahi ini. Mereka mau mudik sebentar ke kota asal. Masa tidak membantu memfasilitasi. Kasian pemudik ini, tidak ada tempat layak menunggu dan seperti yang tidak ada pengelolaan yang baik,” bebernya.
Kondisi SDM yang berlimpah justru kontras terlihat di kawasan Alun-alun Cimahi. Di sini, sejumlah posko mudik dari berbagai instansi berdiri megah.
Petugas bejibun di posko-posko ini. Bahkan, banyaknya petugas dengan berbagai fungsinya yang komplit, seperti yang terlihat kurang sibuk. Atau bahkan, mungkin tidak banyak yang dikerjakan.
“Padahal sebagian posko ditarik ke sini (Cimahi Mall), atau ada aparat Pemkot dan polisi yang turun ikut membantu PO Bus yang kewalahan melayani pemudik. Akhirnya, warga Cimahi yang mau ke luarĀ kota harus mandiri mengurus mudik tanpa perlindungan pemerintah,” bebernya dengan nada kecewa. cakrawalamedia.co.id ( Ginan )