Nasional

Jakarta dan Pangeran Jayakarta

122
×

Jakarta dan Pangeran Jayakarta

Sebarkan artikel ini
Kota Tua

BANTEN (CM) – Kota Jakarta, dengan modernitas dan kini menjadi kota metropolitan ternyata dahulu menyimpan sejuta kisah. Kepada Cakrawalamedia, melalui pesan whatsapp-nya, Tubagus Soleh, selaku Ketua Umum Babad Banten (Kerabat & Sahabat Kesultanan Banten) mengisahkan sejarah tentang eratnya kaitan nama Jakarta dengan Jayakarta pada Kamis (06/12/2018).

Dahulu kala, pada awalnya Jakarta merupakan kawasan pusat perdagangan dengan pelabuhan bernama Sunda Kelapa di bawah kekuasaan Pakuan Padjadjaran.  Ketika Pakuan Padjadjaran menjalin kerjasama dengan Portugis dan memberi izin Portugis untuk mendirikan Benteng di Sunda Kelapa, maka gabungan kekuatan kepemimpinan Islam di Pulau Jawa dari Demak, Cirebon dan Banten yang berseberangan dengan Portugis yang sudah menjajah Malaka dan Samudra Pasai.

Memandang perlu untuk menduduki dan menguasai Sunda Kelapa dan mengusir Portugis yang dengan kata lain untuk menggagalkan penjajahan Portugis di Pulau Jawa.

Serangan kepada pihak Portugis itu berlangsung pada tanggal 22 Juni 1527 dan pihak kepemimpinan Islam berhasil menggapai kemenangan atau kejayaan, sehingga oleh Pangeran Jayakarta 1 atau Fatahillah Sunda Kelapa diganti nama menjadi Jayakarta yang berarti kota atau kawasan keramaian dimana tercapainya kemenangan atau kejayaan.

Tapi, penyingkatan dari kata Jayakarta menjadi Jakarta sudah kebiasaan dari masa lalu, dimana nama gelar Pangeran Jayakarta kerap disingkat gelar namanya menjadi Pangeran Jaketra atau Jakarta.

Ketika Maulana Hasanudin berkuasa berdaulat secara penuh di Banten sekitar tahun 1552, kawasan Jayakarta menjadi keadipatian di bawah Banten. Lantas, tahun 1619 masa Belanda berkuasa kawasan ini sempat berganti nama menjadi Batavia.

Pada masa kemerdekaan NKRI, nama kawasan ini dirubah kembali dengan nama penyingkatan dari namanya di masa lalu yakni dari nama “Jayakarta”, nama kawasan ini di masa sebelum VOC Belanda bercokol menjadi “Jakarta” transformasi nama untuk di masa kemudian sebagai pusat Ibu Kota Negara Republik Indonesia.

Jakarta dengan seribu nilai historisnya, semoga kelak kita tidak menemukan kesenjangan sosial di kota metropolitan ini. Semoga kelak, pemerataan pembangunan dan ekonomi di Ibu Kota dapat dirasakan oleh semua pihak. (Intan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *