KAB TASIKMALAYA (CM) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tasikmalaya tetap mewaspadai intensitas curah hujan pada Januari 2020 akan semakin meninggi. Hal itu dilihat dari prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang menyatakan bakal terjadinya peningkatan aktivitas Monsun Asia.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, H. Wawan R. Efendi, mengatakan, potensi bencana harus diwaspadai diantaranya hujan disertai angin kencang yang bisa menyebabkan pohon tumbang dan luapan aliran air sungai untuk menjadi perhatian agar tidak terjadi banjir. Karena, menurutnya, cuaca ekstrim yang terjadi membutuhkan kewaspadaan warga.
“Dalam menghadapi cuaca ektrim yang terjadi ini bukan hanya wilayah perdesaan saja yang waspada. Namun, masyarakat harus selalu berhati-hati karena potensi bencana terdapat di wilayah perkotaan antara lain genangan air dan pohon tumbang ketika angin kencang, mengingat banyak pohon yang sudah lapuk dan tua di wilayah Kota dan Kabupaten Tasikmalaya,” terangnya, Minggu (05/01/2020).
Wawan mengungkapkan, pihaknya selalu siap terutama dalam mengantisipasi dan menanggulangi ketika terjadi bencana. Karena, lanjut ia, saat ini BPBD masih terus mendata dan memangkas pohon-pohon yang sudah lapuk agar tidak membahayakan masyarakat khususnya pengguna jalan. “Kami selama ini selalu siap menghadapi berbagai bencana jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, dan sambil meminta masyarakat tetap waspada,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika BMKG Bandung, Tony Agus Wijaya, mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini masih ada potensi hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia untuk sepekan ke depan. Karena, berkurangnya pola tekanan rendah di Belahan Bumi Utara (BBU) dan bisa meningkatnya pola tekanan rendah di wilayah Belahan Bumi Selatan (BBS) mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas Monsun Asia.
“Aktivitas itu dapat menyebabkan penambahan massa udara basah di wilayah Indonesia dan meningkatnya pola tekanan rendah di sekitar Australia dapat membentuk pola konvergensi atau pertemuan massa udara, dan belokan angin menjadi signifikan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia terutama di bagian selatan ekuator,” jelasnya.
Tony menambahkan, berdasarkan model prediksi aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) fase basah diprediksi mulai aktif di sekitar wilayah Indonesia selama periode sepekan ke depan, dan kondisi itu dapat meningkatkan potensi pembentukan awan hujan cukup signifikan di wilayah Indonesia.
“Di wilayah Jawa Barat, potensi cuaca ekstrim dan curah hujan dengan intensitas lebat, yang dapat disertai kilat dan angin kencang dapat terjadi pada 5-8 Januari 2020 hingga potensi ketinggian gelombang laut di Indonesia hingga mencapai lebih dari 2,5 meter dan bisa terjadi di perairan selatan Jawa Barat, Sumba hingga Samudra Hindia Selatan Jawa,” katanya.
Pihaknya pun mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin. “Kami minta masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area berpeluang terjadi gelombang tinggi supaya mereka harus selalu waspada,” tandasnya. (Amas)