News

Insiden Ambruknya Sekolah di Kota Tasikmalaya, Peringatan Hari Anak Nasional Terlupakan dalam Puing

206
×

Insiden Ambruknya Sekolah di Kota Tasikmalaya, Peringatan Hari Anak Nasional Terlupakan dalam Puing

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIK (CM) – Peringatan Hari Anak Nasional di Kota Tasikmalaya berubah menjadi tragedi ketika bangunan sekolah RA Muhammad Ramdhan di Jalan Kutaresik-Jati Kelurahan Panyingkirian, Kecamatan Indihiang ambruk secara tiba-tiba, menyisakan puing dan kekhawatiran di tengah perayaan yang seharusnya penuh keceriaan.

Kejadian ini pertama kali diketahui oleh warga setempat sekitar pukul 05.50 WIB, yang segera melaporkan ambruknya ruang kelas kepada pihak sekolah.

Kepala RA Muhammad Ramdhan, Ana Yuliana, menjelaskan kepada media bahwa kejadian ini terjadi sekitar pukul 05.50 WIB. Warga yang tinggal di sekitar lokasi pertama kali mengetahui dan melaporkan peristiwa tersebut.

“Pada pukul 05.50 WIB, saya menerima telepon dari warga sekitar sekolah yang memberitahukan bahwa ruang kelas sekolah ambruk,” jelas Ana, Selasa, 23 Juli 2024.

Setelah menerima informasi tersebut, Ana segera menuju lokasi untuk memeriksa kondisi sekolah. “Begitu mendapatkan kabar itu, saya langsung pergi ke sekolah. Ternyata memang benar, sekolah sudah dalam keadaan roboh. Saya segera menghubungi Kementerian Agama (Kemenag), dan mereka langsung datang untuk menindaklanjuti kejadian ini,” lanjutnya.

Insiden ini mengakibatkan empat ruangan, yang terdiri dari tiga kelas dan satu ruang guru, mengalami keruntuhan. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar (KBM) terpaksa dihentikan sementara karena ruangan tidak dapat digunakan.

“Seharusnya hari ini sekolah akan digunakan untuk kegiatan, terutama karena bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional. Namun, karena kejadian ini, kami terpaksa meliburkan sementara waktu,” terang Ana dengan nada kecewa.

Ana juga mengungkapkan bahwa bangunan sekolah tersebut memang sudah tidak layak pakai sejak diguncang gempa besar beberapa waktu lalu. Kerusakan pada bangunan semakin parah seiring berjalannya waktu.

“Bangunan sekolah sudah mengalami kerusakan sejak gempa besar terjadi. Temboknya sudah condong keluar dan terpisah dari struktur utama, menyebabkan banyak retakan. Setiap hari selalu ada pasir dan kayu yang jatuh dari bangunan,” jelas Ana.

Baca Juga: Keakraban Polisi dan Anak-Anak, TK Nurul Hikmah Meriahkan Hari Anak Nasional di Polsek Tawang

Untuk kelanjutan proses KBM, pihak sekolah berencana menggunakan ruangan yang masih layak pakai dan mendirikan tenda sebagai alternatif tempat belajar.

“Kami akan menggunakan ruangan yang masih bisa dipergunakan, serta menyediakan tenda untuk pembelajaran,” tutur Ana.

Personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya bersama Polsek Indihiang Polres Tasikmalaya Kota segera tiba di lokasi untuk membantu mengangkut puing-puing bangunan yang berjatuhan dan menyelamatkan barang-barang yang masih bisa digunakan.

Erik Yowanda, Penata Penanggulangan Bencana BPBD Kota Tasikmalaya, mengungkapkan bahwa bangunan sekolah tersebut memang sudah tidak layak pakai dan harus segera direhabilitasi.

“Secara fisik, bangunan ini memang sudah tidak layak digunakan dan harus direhabilitasi,” kata Erik.

Erik menambahkan bahwa BPBD telah menyiapkan tenda untuk digunakan jika diperlukan.

“Kami siap memfasilitasi dengan tenda. Hal ini sudah kami sampaikan kepada Pak Lurah. Bangunan ini ambruk murni karena sudah lapuk, terlebih dua hari terakhir tidak ada hujan yang disertai angin,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *