PURWOKERTO (CM) – Calon Wira Usaha Baru (WUB) binaan Bidang Perikanan pada Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya yang merupakan salah satu bagian daripada program Pemerintah Kota dalam mencetak 5 ribu WUB untuk lima tahun ke depan melakukan kunjungan kerja ke Purwokerto.
Kepala Bidang Perikanan, Hendra Budiman, mengatakan untuk mencetak 5 ribu WUB bidang perikanan harus mampu mencetak seratus orang wira usaha baru per tahun. Kunjungan tersebut, lanjutnya, merupakan tahapan pelatihan penyerapan teori ekonomi dan teori wirausahanya dalam menjalankan usaha di bidang perikanan, sekaligus mempraktekannya di balai melalui pelatihan dan magang.
“Di dalam studi banding ini tak hanya sekedar untuk mendapatkan ilmu di dalam bidang usaha perikanan ini, tapi dapat melihat langsung kondisi ril di lapangan, bagaimana tata cara membudidayakan berbagai ikan, agar memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sehingga dapat membangkitkan perekonomian masyarakat,” papar Hendra kepada cakrawalamedia, Rabu (14/11/2018).
Alasan dilakukannya studi banding ke daerah Purwokerto, jelasnya, sudah diyakini dan dikenal maju di dalam pembudidayaan perikanan sehingga diharapkan para peserta yang ikut ke tempat pembudidayaan dapat termotivasi. “Karena usaha di bidang perikanan dapat meningkatkan penghasilan tambahan buat mereka,” ungkapnya.
Pihaknya juga mengharapkan usaha pembudidayaan ikan di Purwokerto yang saat ini dijadikan sebagai tolok ukur dapat dijadikan perbandingan dengan pembudidayaan ikan di Kota Tasikmalaya, sehingga hasil dari studi banding bisa dicermati dari berbagai sisi kelebihan dan kekurangannya.
“Saya harap hasil daripada studi banding ini, seluruh para peserta yang ikut dapat mengambil kesimpulan dan menjadi motivasi untuk menjadi seorang pengusaha di bidang budi daya ikan. Apalagi usaha di bidang perikanan salah satu usaha yang sangat menjanjikan,” papar Hendra.
Sedangkan, sambung ia, yang menjadi prioritas di dalam melakukan studi banding di bidang budi daya Lele, Gurame dan ada pula yang mengambil lebih ke pengolahan. Secara kebetulan, studi banding yang dilakukannya sekarang ini ke para pengusaha pembudi daya Lele dan ikan Gurame.
“Sebanyak 15 orang terdiri dari peserta bergerak di bidang pengolah dan 45 orang bergerak di bidang pembudidayaan yang sebelumnya telah dibina dan diberi arahan yang saat ini di dampingi oleh para masing-masing penyuluh dan pendamping WUB,” ujarnya.
Dia meminta, kepada para penyuluh dan pendamping setelah studi banding dilakukan rapat koordinasi untuk mengadopsi jejaring sehingga dapat salaing tukar jual belinya yang paling di utamakan.
“Kita harus geliat dari sisi mental jual belinya, itu harus diterapkan di Kota Tasik nantinya minimal tidak hanya dijadikan usaha sampingan, karena di Purwokerto usaha ikan ini dijadikan usaha pokok. Nah yang diharapkan oleh kami dari pemerintah dalam hal ini bidang perikanan, usaha ikan dapat dijadikan usaha pokok,” katanya.
Dia menyebut, tujuan digiatkan kembali usaha di bidang perikanan ingin mengembalikan kejayaan ikan gurame di Kota Tasikmalaya seperti tempo dulu, yang sebelumnya ikan Gurame di kota santri ini punya sejarah pernah berjaya.
“Untuk membantu permodalan bagi para WUB, Pemkot telah melakukan kerjasama dengan Bank Al Madinah, sehingga setelah dilakukan studi banding mereka akan diberi bimbingan sekaligus pinjaman permodalaan oleh bank tersebut tanpa bunga karena disubsidi oleh pemerintah daerah, sehingga dapat langsung diimpelmentasikan dengan cepat. Kalau tidak sekarang kapan lagi? Apalagi sekarang telah memasuki musim hujan, jadi sudah waktunya untuk di impelmentasikan,” ujar ia.
Sementara, kelompok pengolah tutug Ikan Tuna asal Kecamatan Cibeureum, Maharani Rahmawati (31), mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pertanian khususnya Bidang Perikanan yang telah memberikan pembinaan hingga melakukan kunjungan kerja ke Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
“Banyak manfaat yang saya dapat dalam kunjungan ini, terutama mengenai produk pengolahan berbagai jenis ikan yang dikemas sedemikian rupa. Meskipun apa yang telah kami temukan banyak kesamaan seperti yang kita lakukan setiap hari di Kota Tasik. Namun banyak juga pengalaman yang telah kita dapat untuk diimpelmentasikan seperti halnya tata cara memproses,” paparnya.
Dijelaksannya, target usai melakukan studi banding yakni bagaimana caranya untuk lebih memasyarakatkan Tutug Ikan seperti yang telah digelutinya selama ini, terutama dalam tata cara pengkemasnya agar lebih menarik sehingga memiliki nilai ekonomi yang dapat mengimbangi pasar.
Dia mengakui soal pengolahan sudah tidak ada kendala namun yang menjadi kendalanya adalah permodalan dan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) sulit memprosesnya. Maharani berharap, pembinaan dan kunjungan kerja yang difasilitasi oleh Bidang Perikanan sekarang ini dapat terus dilakukan. (Edi Mulyana)