KAB TASIKMALAYA (CM) – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Jawa Barat terus mengalami peningkatan di tengah pandemi Covid-19 ini. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut Provinsi Jabar jadi salah satu daerah dengan kasus tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jabar hingga Mei 2020 yang sebelumnya diberitakan, tercatat ada lebih dari 9 ribu kasus DBD. Kasus DBD pada 2020 di Jabar adalah pada Januari ada 2.213 kasus dengan 20 kematian.
Kemudian, pada Februari terdapat 2.479 kasus dengan 18 kematian, Maret 2.942 kasus dengan 23 kematian, April 888 kasus dengan 10 kematian (yang lapor hanya 12 kabupaten/kota), serta pada Mei ada 759 kasus dengan tujuh kematian (yang melaporkan 14 kabupaten/kota). Demikian ungkap Ridwan Kamil kepada para Pewarta, Minggu (05/07/2020).
Ia menyebut bahwa pihaknya telah dalam posisi siaga menghadapi penyakit DBD. “Kita siagakan para camat seperti siaga Covid-19,” tegas Emil.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, dr. Heru Suharto, mengatakan, DBD adalah penyakit yang terus terjadi di wilayahnya dari tahun ke tahun. Menurutnya, untuk mengatasi wabah itu, sudah saatnya masyarakat berorientasi pada pembangunan yang berwawasan kesehatan.
“Artinya, dalam membangun rumah atau yang lainnya, kita harus lebih memperhatikan faktor kesehatan. Jangan sampai hanya memeperhatikan estetika saja,” paparnya.
Ia mencontohkan, faktor pencahayaan dan sirkulasi udara dalam bangunan harus menjadi perhatian. Dengan begitu, lingkungan kita menjadi sehat. Pasalnya, awal dari penyebaran penyakit menular berasal dari lingkungan yang tidak sehat. “Penanganan DBD jangan sampai terlambat. Itu yang menimbulkan permasalahan,” imbuhnya.
“Tujuannya tak lain untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan juga program menguras, menutup, dan mengubur (3M),” paparnya. (Amas)