BANDUNG, (CAMEON) – Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) akan merekomendasikan arsip Gerakan Non Blok kepada badan kearsipan. Sebelumnya, Indonesia telah memasukan arsip Konferensi Asia-Afrika sebagai arsip dunia.
Menurut Deputi Bidang Informasi dan Pengembangan Sistem Arsip ANRI, Dini Saraswati, pengarsipan ini sangat penting. Apalagi untuk setiap daerah yang ada di Indonesia. ”Bisa dijadikan sebagai perjalanan sejarah bagaimana pembangunan suatu kota/kabupaten dan provinsi. Apakah tentang keberhasilan atau kegagalannya,” ungkap Dini kepada wartawan ditemui di Gedung Sate, Selasa (15/11).
Diakui olehnya, terutama untuk pengarsipan ke dunia, perlu ada dukungan dari semua pihak. Hal ini agar dunia bisa mengenal sejarah-sejarah bagaimana Indonesia.
Lebih jauh, dia mencontohkan terdapat kasus-kasus sengketa lahan antara pemerintah dengan masyarakat. Jika pemerintah memiliki arsip yang sangat lengkap dan disimpan dengan baik, maka kasus hukum yang dialami bisa cepat terjadi.
”Kearsipan ini sangat penting. Maka dari itu, setiap daerah perlu sadar bagaimana pengarsipan,” ungkapnya.
Walaupun begitu, saat ini mengenai seseorang yang paham tentang kearsipan masih sedikit. Bahkan, perguruan tinggi negeri belum semua menyediakan jurusan kearsipan. Untuk itu, perlu didorong dengan adanya jurusan pengarsipan oleh sektor pendidikan agar menghasilkan ahli-ahli arsip.
”Rasanya baru Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Terbuka yang sudah membuka jurusan ini,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Bapusipda) Provinsi Jawa Barat, Nenny Kencanawati mengatakan, setiap tahun pihaknya seringkali mengadakan lomba untuk mendukung pengarsipan Indonesia ke dunia. ”Saat ini baru Kota Bogor yang tercatat sebagai kota yang paling rapih pengarsipan daerahnya,” ungkapnya.
Kota Bogor sendiri, lanjut dia, memiliki beragam cerita dan sejarah yang sangat lengkap. Keadaan ini juga perlu ditiru oleh 27 kota/kabupaten lainnya. Sedangkan keberadaan arsip daerah sendiri, masing-masing kota/kabupaten sudah memiliki semua. Hanya saja, masih bergabung dengan perpustakaan.
Untuk mengurusi arsip-arsip daerah ini, diperlukan kecintaan dalam pekerjaan. Sehingga, tidak lagi mengeluhkan banyaknya dokumen atau data yang perlu diinput. Terkait arsip sendiri, saat terdapat dua jenis arsip yang bersifat statis dan dinamis.
”Jumlah arsip di Jawa Barat itu cukup banyak, termasuk arsip di kota/kabupaten,” katanya.
Untuk tahun ini, lanjut dia, sebanyak 10 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) akan mendapatkan bantuan komputer dan aplikasi. Hal ini untuk memudahkan para pekerja mengentri data-data kearsipan. Setelah itu, data tersebut dimasukan ke dalam website, sehingga masyarakat luas bisa mengetahui data kearsipan.
”Setiap tahun kita akan lakukan perbaikan, hal ini sebagai dukungan dari Gerakan Nasional Dasar Tertib Arsip,” pungkasnya. (Putri)