KOTA TASIKMALAYA (CM) – Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra menyebutkan, berdasarkan surat keputusan Dirjen P2P Kementerian Kesehatan, penyuntikan vaksin untuk warga Kota Tasikmalaya akan dilaksanakan pada bulan Februari 2021.
“Sasaran tahap pertama termin kedua penerima vaksin di Kota Tasikmalaya itu adalah tenaga kesehatan melalui media SMS langsung dari pusat. Tahap pertama ini yang akan mendapatkan vaksin sebanyak 4 ribu lebih tenaga kesehatan yang tersebar di Kota Tasikmalaya,” terang Asep kepada media, Jumat (15/01/2021).
Untuk sementara, vaksin yang akan diterima khusus Kota Tasikmalaya sebanyak 4000 dosis dan setiap orang akan mendapatkan dua dosis. “Tenaga kesehatan baru akan mendapatkan 2.000 dosis artinya baru sebagian dari jumlah total vaksin di tahap satu termen kedua nanti,” tuturnya.
Setelah pelayanan vaksin nakes, katanya, target selanjutnya adalah publik ASN fertikal seperti Kementerian pelayanan pajak, TNI, Polri, dan ASN. Tahap kedua ada prioritas untuk masyarakat artinya tidak seluruhnya masyarakat mendapatkan vaksin dan itu sudah diproritaskan oleh pusat.
“Sedangkan usia penerima vaksin mulai 18 – 59 tahun,” tambahnya.
Asep melanjutkan, penerimaan logistik vaksin yang didistribusikan dari pusat akan disimpan di gudang Farmasi. Selain tempat logistik, P2P juga sudah mempersiapkan kelompok kerja Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (Kipi). Mereka sudah melakukan simulasi dan sosialisasi kepada seluruh Babinsa dan Babinkamtibmas agar berperan aktif untuk membantu masyarakat yang kesulitan melakukan registrasi ulang dalam penerimaan vaksin.
“Dalam pelaksanaan imunisasi vaksin nanti, kita sudah menyiapkan 26 tempat, yaitu 20 Puskesmas yang tersebar di 10 Kecamatan, 1 RSUD Dokter Soekardjo, 3 Klinik, dan 4 RSU Swasta,” ujarnya.
Dalam menyikapi berbagai keraguan para perawat, kata Asep, sebenarnya sudah terjawab oleh para Ketua IDI Pusat. Menurutnya, untuk mencegah penyebaran Covid-19 tidak cukup dengan 3M, 3T saja, vaksinasi juga merupakan bentuk ikhtiar di tengah pandemi sekarang ini. Artinya, tenaga nakes ini harus mau divaksinasi karena ini salah satu bentuk perlindungan untuk kekebalan buatan di dalam tubuh.
“Kalau sudah divaksin bisa memberikan kekebalan 2-3 kali lipat dibandingkan dengan orang yang tidak divaksin. Tidak ada keraguan kaitan dengan keamanan dan implikasi vaksin walaupun implikasinya hanya ada 65,3. Segi kehalalan sudah jelas dinyatakan oleh MUI pusat. Namun, sebaliknya jika kita tenaga kesehatan tidak divaksin mau berapa lagi tenaga nakes yang akan berguguran. Dampaknya, kita akan kerepotan dalam pelayanan kesehatan,” jelasnya.
Ia berharap seluruh tenaga kesehatan jangan menolak untuk divaksin. “Niatkan dan baca Basmallah karena vaksin tersebut sudah lolos penelitian dari orang-orang qualified, proposional di bidangnya,” pungkasnya. (Edi Mulyana)