KOTA TASIKMALAYA (CM) – Setelah mendapatkan perawatan secara intensif selama 23 hari di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Dinas Sosial Kota Tasikmalaya mengembalikan 37 Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) kepada keluarganya masing-masing.
Kepala Dinsos, Nana Rosadi melalui Kepala Seksi Tuna Sosial dan Nafza, Ningning Rukmini mengatakan, setelah direhab para ODGJ tersebut telah tiba di Kantor Dinas Sosial pada Rabu (11/12) malam sekitar pukul 18.00 WIB.
“Para ODGJ dinyatakan pihak dokter rumah sakit itu sudah pulih dari gangguan jiwanya. Setelah selama 23 hari dirawat di Bogor. Jadi mereka itu kita ambil dari rumahnya, dan diperiksa satu-satu, yang belum sehat jiwanya belum dipulangkan. Lalu saat ini kita seleksi ada 71 ODGJ lagi, dan hasilnya 60 ODGJ yang telah siap dan akan kita kirim lagi ke Bogor,” jelasnya.
Ia menyebut, para ODGJ ini kondisinya sudah bisa berbicara secara komunikatif. “Di absen satu-satu pun sudah mengetahui siapa nama dirinya sendiri. Alhamdulillah perkembangannya sangat luar biasa. Mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik untuk kita terus bekerjasama,” katanya.
Ia menjabarkan, awalnya ODGJ itu diberangkatkan ke Bogor karena tak bisa komunikatif akibat gangguan jiwa. “Kami titip ke keluarga mereka agar disamakan dengan kita. Disayangi dan terus diajak berkomunikasi,” ungkapnya.
Ningning menambahkan, para ODGJ tersebut akan terus berlanjut perawatannya dengan minum obat dan harus rutin datang ke Puskesmas. “Mereka harus dirawat dengan baik dan jangan diabaikan. Agar syarafnya tak terganggu lagi. Apalagi mereka itu kebanyakan dipasung dan keluarga jangan malu,” ujar ia.
Ditegaskannya kalau Dinsos sebagai rumah kedua bagi mereka. “Kita terbuka dan siap membantu memanusiakan mereka. Mereka itu banyak factor bisa menjadi begitu. Masalah ekonomi, kekerasan akibat suami, masalah anak karena sakit autis dan lain sebagainya. Latar belakang masalah sakitnya banyak dan beragam. Dari genetik juga ada tak banyak. Intinya mereka itu kita pelihara dengan baik,” jelasnya.
Rata-rata, kata Ningning, usia mereka yang pulang dijemput keluarganya berusia 35 tahun ke bawah di saat produktif. “Ada satu anak, dan ibu-ibu tiga orang. Saat ini masih ada ratusan ODGJ yang belum kami tangani dan Insha Allah kita akan berusaha keras membantu pemulihan mereka,” imbuhnya.
Pihaknya pun menyiapkan konseling, dan psikolog di kantornya. “Kalau mereka ingin berkarya juga kami akan datang membantunya. Contohnya ODGJ di Kawalu usaha telor asin, ya kita bantu berdayakan. Saya berharap jika ada warganya yang sakit seperti itu jangan dihalangi petugas kami. Karena misi kami kemanusiaan dan kami sayang. Karena kami pernah dijegal,” pungkasnya. (Edi Mulyana)