KOTA TASIKMALAYA (CM) – Di awal tahun 2019 ini, Pemkot Tasikmalaya melakukan rotasi mutasi jabatan kepada para ASNnya yang terdiri dari empat eselon. Tak tanggung, jumlah ASN yang dilantik hingga 214 orang.
Namun, dibalik pelantikan tersebut, ada kabar miring yang keluar dari mulut salah seorang ASN yang tidak ingin disebutkan namanya. Menurutnya, pelantikan itu dipenuhi oleh kepentingan ‘pribadi’, dalam hal ini Kepala Daerah.
“Kalau saya lihat dari daftar urutan kepangkatan, semua dikhususkan bagi yang memiliki jenjang pendidikan S2 dan yang berduit, mungkin seperti itu yang dia mau. Tapi bagi mereka yang hanya bemodalkan pendidikan S1 dan sudah lama mentok di pangkat III.D, gak bisa naik pangkat ke IV.A, karna nggam punya modal untuk mencocokinya,” bebernya.
Memang, sambungnya, DUK S1 dan S2 berbeda. S1 hanya mentok dk III.D tetapi jenjang pendidikan S2 bisa naik ke IV.A. “Tapi kan tidak hanya berpaku pada gelar, percuma kalau berpaku pada gelar tapi tidak memiliki kemampuan atau rekam jejak kinerja yang sesusai dengan standar S2. Tentunya harus berdasarkan uji kompetensi yang layak, jangan asal-asalan mengangkat, kan ada peraturan yang harus di tempuh, karena semua pegawai memiliki hak yang sama,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan Hassanudin, menuturkan, pengamnilan sumpah pimpinan tinggi pejabat pratama, pejabat administrator, pejabat pengawas dan fungsional di lingkup Pemkot Tasik itu dilakukan guna mengisi kekosongan jabatan sekaligus penyegaran OPD.
“Sebelum dilakukan pelantikan, terlebih dahulu para baperjakat dan para pimpinan OPD melakukan pembahasan tentang bagaimana menempatkan pegawai ASN yang dianggap paling pas menurut versi pimpinan. Sesuai dengan track rekord serta potensi yang dimiliki para ASN yang diikut sertakan didalam pelantikan,” kata Ivan.
Ia berharap, para ASN yang baru saja dilantik bisa lebih meningkatkan kinerja daripada sebelumnya. (Edi Mulyana)