News

Di Kota Tasik 11 Orang Meninggal Akibat DBD, 8 Masih Balita

165
×

Di Kota Tasik 11 Orang Meninggal Akibat DBD, 8 Masih Balita

Sebarkan artikel ini

KOTA TASIKMALAYA (CM) – Ditengah pandemi Covid-19, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya tak hanya disibukan dengan mengurus data OTG, ODP, PDP dan pasien positif Covid-19, tapi juga dengan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang telah merenggut 11 nyawa diantaranya 8 orang masih balita.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), Suryaningsih, mengatakan, kasus baru DBD meningkat 40-50 secara bertahap per setiap bulan. Informasi terakhir di bulan Januari hingga akhir bulan Mei di data Dinas Kesehatan sebanyak 473  kasus DBD dan meninggal dunia sebanyak 11 orang diantaranya 8 masih balita.

“Kalau melihat data terbaru meninggal dunia akibat DBD selama 5 bulan peningkatannya sangat signifikan mencapai 11 orang dan diantaranya 8 masih balita. Jumlah kasusnya sebanyak 473. Sedangkan Tahun 2018 sebanyak 221 kasus meninggal dunia 2 orang. 2019 sebanyak 667 kasus, meninggal dunia sebanyak 5 orang,” terangnya, Kamis (11/06/2020).

Ia menyebut, langkah yang sudah dilakukan melibatkan petugas Puskesmas diantaranya, penanggulangan fokus kasus positif DBD, PE, PSN, abatisasi, penyuluhan. “Kalau hasil PE positif dilakukan Fogging. Promosi kesehatan melalui promkes puskesmas, Dinkes dan melalui media sosial grup-grup WA,” katanya.

“Langkah berikutnya yang telah dilakukan oleh kita adalah sosialisasi dan pembentukan G1R1J di Tahun 2018 di 2 wilayah Puskesmas endemik Tahun 2019 di 7 wilayah puskesmas endemik Tahun 2020 direncanakan 7 wilayah puskesmas,blm dilaksanakan karena ada pandemi covid-19,” jelas Suryaningsih.

Ia mengimbau kepada masyarakat meski di situasi dan kondisi pandemi saat ini menjadi salah satu alasan kesadaran masyarakat untuk membersihkan secara gotongroyong wilayah lingkungan terabaikan.

Sekarang di tengah pandemi covid-19 angka positif melandai. Malah sebaliknya angka meninggal akibat DBD meningkat capai 11 orang. Artinya masyarakat harus ewer lagi tentang bahaya DBD terutama dalam memberantas jentik nyamuk dengan cara menutup, mengubur dan membersihkan tempat sarang jentik harua di lakukan dan ditingkatkan kembali.

“Sebagai bentuk perhatian Dinas Kesehatan Bidang P2P meski di tengah pandemi dengan mengutamakan protokol kesehatan jaga jarak, pembatasan kerumunan dan menggunakan masker terus melakukan sosialisasi betapa pentingnya pemberantasan sarang nyamuk kepada para tokoh di 10 Kecamatan dan 69 Kelurahan termasuk di media seperti poster, media elektronik, media radio secara bertahap,” pungkasnya. (Edi Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *