News

Demo 4 November, Muhammad Rizieq: Jika Pendemo Diperlakukan Biadab, Wajib Lawan

197
×

Demo 4 November, Muhammad Rizieq: Jika Pendemo Diperlakukan Biadab, Wajib Lawan

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, (CAMEON) – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Syihab, menegaskan, pihaknya bersama elemen yang akan berunjuk rasa dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI, Jumat, 4 November 2016, sepakat untuk menjalankan aksi secara damai.

Menurutnya, aksi itu merupakan jihad konstitusional dalam membela agama dan negara. Namun, tandasnya, bila saat unjuk rasa nanti aparat bersikap represif secara biadab dan zalim, umat Islam wajib membela diri. Lawan sampai tetes darah penghabisan.

Pernyataan itu disampaikan Habib Rizieq dalam laman habibrizieq.com, Senin, 31 Oktober 2016. Ia menyayangkan sikap Presiden Joko Widodo yang resposif mengomentari rencana aksi 4 November 2016. Namun, presiden tidak bersikap pada kasus penistaan agama yang dilakukan Basuki Thahaja Purnama. Jokowi diam seribu bahasa.

Ia menegaskan, demonstrasi yang akan diikuti ribuan umat Islam itu merupakan aksi damai terkait penegakan hukum. Bukan untuk merusak, apalagi memaksakan kehendak. Malah, Presiden Jokowi sendiri yang telah merusak supremasi hukum dengan sikapnya yang melindungi pelanggar hukum.

Menurutnya, hak menyampaikan pendapat telah dijami Undang-undang, bukan dijamin presiden. “Jika benar Pemerintahan Jokowi mengutamakan ketertiban umum, kenapa rezim Jokowi ngotot melindungi dan membela penista agama?” tandasnya.

Ia menolak politisasi penistaan agama yang dilakukan Ahok dengan cara lobi-lobi politik seperti yang dilakukan Jokowi. Kasus itu akan tuntas dengan diproses secara hukum. Indonesia adalah Negara hukum. Selayaknya menempatkan hukum sebagai panglima.

Sebelumnya, Rizieq mengeluarkan 12 seruan yang diunggah di Facebooknya. Salah satu isinya disebutkan, rezim penguasa bekerjasama dengan media liberal memanuver berita-berita untuk pengalihan isu, seperti berita presiden sikat pungli, berita aksi bela Islam merusak taman kota, dan lain-lain.

Ia pun menyanggah isu soal aksi bayaran. Banyak yang menilai aksi bela Islam merupakan gerakan bayaran dan politisasi agama. “Padahal aksi bela Islam adalah aksi penegakan hukum untuk menegakkan keadilan di NKRI,” tandasnya. (pey)

foto: beritakan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *