PANGANDARAN (CM) – Kepala dan Perangkat Desa Cibuluh, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat terdaftar sebagai penerima Bantuan Sosial Tunai atau BST Covid-19 dari Kementerian Sosial Republik Indonesia.
Hal tersebut sempat ramai dibicarakan warganet di media sosial grup whatsapp lantaran data barcode keluarga penerima manfaat atau KPM tersebar.
Menyebarnya data Keluarga Penerima Manfaat membuat suasana di wilayah Desa Cibuluh kisruh antara pemerintahan desa dengan warga yang dituding menyebarkan data tersebut.
Dari pantauan cakrawalamedia.co.id, Selasa (26/05/2020) malam bertempat di kantor Desa Cibuluh, mengadakan pertemuan antara pihak Pemerintah Desa dengan warga yang dituding menyebarkan data tersebut.Dalam musyawarah tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Cibuluh Budi Andrianto beserta perangkat desa lainnya, Ketua Karang Taruna Desa Cibuluh Hendriana dan puluhan warga desa setempat.
Setelah beberapa jam, musyawarah tersebut berakhir dengan saling memaafkan antara Kepala Desa dengan warganya tersebut.
Saat dimintai keterangan, Kepala Desa Cibuluh Budi Andrianto mengaku, bahwa permasalahan tersebut hanya kesalahpahaman atau Miskomunikasi di awal-awal karena ada informasi dari rekan kita yang bekerja di Kantor Pos bahwa beliau menemukan Barcode atasnama perangkat desa dan kepala desa.
“Cuma yang kami sayangkan beliau itu tidak mengklarifikasi kepada kami, pada akhirnya terjadilah miskomunikasi, “akunya kepada cakrawalamedia.co.id, Selasa (26/05/2020) malam.
Menurut Budi, berdasarkan dari data yang diajukan semua masyarakat desa cibuluh menerima bantuan, baik dari BST Provinsi, dari Pusat, dari BLT Desa ada juga dari Pemerintah Kabupaten.
“Padahal semua masyarakat yang terdampak covid-19 semuanya menerima bantuan,”katanya.
Budi juga menyampaikan, hasil musyawarah antara pihak desa dengan warganya berakhir baik walaupun sempat terjadi ketegangan.
“Alhamdulillah hasil dari musyawarah tadi sangat baik, dan disepakati oleh semua pihak itu hanya miskomunikasi dan kami (Pemerintahan desa-red) dengan pihak masyarakat berakhir baik,”terang Budi.
Sementara itu, Ketua Karangtaruna Desa Cibuluh Hendriana, menyebutkan, musyawarah yang digelar antara pihak desa dengan warganya dalam rangka mengklarifikasi terkait warga desa cibuluh yang mempoto barcode penerima bantuan sosial tunai dari Kemensos.
“Mungkin warga desa cibuluh itu kurang paham kriteria yang bisa menerima bantuan tersebut, sehingga orang tersebut mengupload di grup Whatsapp karangtaruna tingkat RW,”sebutnya.
Hendriana menduga, ada salah satu anggota di grup tersebut yang mungkin tidak suka dengan pemerintahan desa sehingga membesar-besarkan masalah tersebut.
“Dalam waktu singkat uploadan itu menyebar luas, dan tadi dalam musyawarah orang tersebut mengakui bahwa dia yang mengupload, namun dia tidak mengakui kalau dirinya yang mengupload di media sosial lainnya selain di grup Whatsapp karangtaruna,”papar Hendriana.
Menurut dia, permasalahan tersebut muncul dikarenakan adanya ketidaksukaan terhadap pemerintahan desa dan ketidakpahaman itu sehingga muncullah bahasa yang kurang mengenakan untuk pemerintahan desa cibuluh.
“Hasil dari musyawarah tadi antara pemerintah desa cibuluh dengan warga yang pertama kali mengupload sudah clear tidak ada permasalahan dan dia siap untuk menyampaikan di grup karangtaruna RW dia bahwa aa yang di upload itu tidak ada maksud untuk menjelekan Pemerintahan Desa Cibuluh melainkan untuk memberi tahu bahwa inilah penerima bantuan di desa cibuluh,”pungkasnya. (Andriansyah)