BANDUNG BARAT (CM) – Pandemi yang terjadi sejak 2020 mengajarkan kepada dunia usaha khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) beradaptasi dan bertransformasi secara cepat.
Pemerintah merespon itu dengan meraba beberapa langkah untuk membangkitkan keterpurukam ekonomi UMKM pasca diserang pandemi Covid-19. Salah satunya dengan menyelenggarakan Bandung Barat Expo.
Seperti diketahui, KBB sangat potensial dengan UMKM yang bergerak di bidang kuliner, handycraff dan fashion. Jumlah UMKM KBB menjamur dengan keunggulan produknya.
Tidak hanya dari itu, pemerintah KBB juga mendorong sisi permintaan agar para pelaku UMKM terus menggeliatkan usahanya melalui kebijakan yang dikeluarkan oleh Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bandung Barat. Yaitu, setiap PNS diwajibkan membeli prodak UMKM Bandung Barat.
Berdasarkan catatan Dinas Koperasi dan UMKM KBB, jumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah itu mencapai ribuan. Diantaranya banyak pelaku UMKM yang produknya sudah go nasional.
Pada Bandung Barat Expo yang diselenggarakan di IKEA Kotabaru Parahyangan, selama dua hari, yakni 18-19 Juni 2022, UMKM diberikan ruang untuk menampilkan produknya.
Bandung Barat Expo yang bertepatan dengan peringatan Hari Jadi KBB ke-15 ini, mendapat respon positif dari pelaku UMKM.
Adi Candra (24), salah seorang pelaku UMKM yang memproduk alas kaki dengan merek Sirmione Footwear mengaku, Bandung Barat Expo ini merupakan momen yang tepat untuk memulihkan perekonomian para pelaku UMKM.
“Momen ini pas ya, HUT KBB terus memamerkan produk UMKM KBB. Tempatnya juga sangat pas, terbuka untuk umum dan itu sangat membantu sekali,” ujarnya.
Selain itu, even seperti ini juga sangat dibutuhkan oleh pelaku UMKM sebagai ajang promosi. Ia yang belum terlalu lama menekuni pembuatan alas kaki seperti sendal, sepatu itu mengaku sangat terbantu mempromosikan produknya tersebut.
Ada hal menarik lainnya dari pemuda asal Parongpong ini dengan produknya tersebut. Adi memiliki keinginan produknya bisa selevel produk Cibaduyut.
“Misi saya ingin mengganti stigma masyarakat, jadi bukan hanya Cibaduyut yang memiliki alas kaki ini. Namun KBB-pun memiliki produk alas kaki yang tak kalah bersaing,” ucapnya dengan semangat.
Harga yang ia tawarkan untuk sendal atau sepatu wanita ini antara Rp170.000-Rp190.000. Harga tersebut cukup terjangkau dengan kualitas yang memiliki nilai eklusif.
Pada saat Bandung Barat Expo, Adi mengaku berhasil menjual barangnya pada hari pertama sebanyak 16 pasang. Kemudian hari kedua juga, juga belasan yang laku terjual.
Baginya, jumlah produk yang laku di even seperti itu lumayan bagus. Paling tidak, ini jadi bahan promosi agar usahanya berkembang.
Lakunya produk Adi tersebut, dipengaruhi juga oleh kebijakan Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bandung Barat Hengki Kurniawan yang mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) berbelanja 5% dari tunjangan kinerja (tukin)-nya.
“Kebijakan yang sangat membantu untuk membendung produk import. Cara pemerintah memberi ketentuan agar membeli produk lokal itu, bagus,” ujar Adi.
Menurutnya, disaat kondisi sekarang pelaku UMKM memang sangat membutuhkan dukungan pemerintah. Kebijakan yang pro masyarakat, bisa membangkitkan perekonomian masyarakat.
Kegiatan semacam ini, sangat dinantikan para pelaku UMKM dengan harapan produknya terjual.
“Biasanya acara acara besar itu jarang mengenalkan atau memamerkan produk lokal. Tapi Pemerintah KBB membantu para pelaku UMKM dengan menampilkan produk lokal asli daerahnya,” ujarnya lagi.
Adi juga berharap Pemkab Bandung Barat terus memberikan ruang promosi bagi para pelaku UMKM dengan cara menggelar kegiatan serupa.
“Bandung Barat memiliki segudang potensi UMKM, saya berharap pemerintah dapat terus melakukan kegiatan seperti ini kedepan,” imbuhnya.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM KBB, Wewen Suwenda mengatakan, kini kondisi UMKM mulai bangkit kembali setelah pandemi Covid-19. Acara tersebut, bisa menjadi jembatan untuk kebangkitan pelaku UMKM.
“Merespons kondisi tersebut, kami selaku dinas terkait memfasilitasi dan berupaya untuk membangkitkan kembali gairah perekonomian KBB. Terutama UMKM dan industri kreatif lainnya melalui Expo HUT KBB ke-15,” kata Wewen.
Menurutnya, UMKM di KBB merupakan salah satu sektor dalam pengembangan daerah. Oleh karena itu, UMKM menjadi salah satu sektor yang tak boleh diabaikan.
“Potensi-potensi inilah yang saat ini, sedang kita gali dan kembangkan serta pasarkan. Banyaknya usaha mikro kecil dan menengah yang ada di wilayah Bandung Barat harus diakui sebagai kekuatan strategis dan penting untuk mempercepat pembangunan daerah,” jelasnya.
Wewen juga mengatakan, jika UMKM memiliki posisi penting bukan hanya dalam penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat daerah. “Dalam banyak hal mereka menjadi perekat dan menstabilkan kesenjangan sosial,” tutupnya. **