TASIKMALAYA (CM) – Bagi para penikmat kopi mungkin sudah tidak asing dengan kopi khas Cigalontang. Cita rasa biji asli didataran tinggi di puncak Barat Tasikmalaya ini mulai dikenal di berbagai daerah dan pecinta kopi.
Namun, petani di sana sebelumnya tidak bisa mengoptimalkan potensinya hingga warga mengkampanyekan kopi khas asli Cigalontang hanya sebatas menjual gabah ketika panen kopi.
Bupati, Ade Sugianto, sangat menikmati kopi asli Cigalontang. Selain cita rasa, keharumannya juga luar biasa. Usai kunjungannya ke Ramadhan Expo setelah Sholat Tarawih, Kamis (23/05/2019) malam, Ade menikmati kopi asli nan harum tersebut.
“Saya yakin, kopi di sini tak kalah saing dengan daerah lain. Dataran tinggi yang mendukung untuk menanam kopi yang khas dan unik. Maka saya tidak menyerah,” imbuhnya.
Sementara, Ketua Kelompok Tani Pusparahayu Desa Puspamukti Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya, Apong (58), memaparkan bahwa memulai bisnis kopinya dengan menjual gabah seharga Rp 23 ribu per kilogram. Namun, ia tak menyerah dan terus berupaya mendorong potensi kopi daerahnya agar semakin dikenal.
Ketika perjuangan dalam merawat hingga memanen tumbuhan tersebut, lanjut Ia, hanya dijual seharga gabah saja. Sampai akhirnya, pihak Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya mendatangi kelompok taninya dan berupaya melakukan pembinaan serta pendampingan supaya para petani kopi bisa lebih sejahtera.
Pihak BI memberikan pembinaan terhadap anggotanya yang berjumlah 80 orang petani kopi. Melalui pelatihan dengan mendatangkan langsung pakar pengolahan hingga peracikan kopi sebulan dua kali, teknik budidaya beragam jenis kopi, melengkapi ragam biji kopi yang biasa.
Hasilnya, kini gabah kopi Apong sudah tak terbatas dijual. Tapi yang jauh menggembirakan, kelompoknya sudah mampu dan fokus untuk menjual kopi siap seduh dengan harga Rp 40 ribu per seratus gram dalam kemasan dan untuk harga Green Bean kopi dikisaran Rp 120 ribu per kilogram.
Akhirnya, para petani lebih giat. Bersemangat menanam pohon kopi, yang semula di seputaran pegunungan hanya 50 hektare, kini berencana memperluas wilayah dengan menanam sekitar 200.000 batang pohon di tahun 2019 ini.
Tak hanya itu, pemasaran produknya sudah sampai ke berbagai daerah,seperti Bandung, Jakarta, Yogyakarta dan daerah lainnya. Bahkan, sudah tidak asing ditemui di cafe atau kedai kopi wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya.
Apalagi, dalam waktu dekat ini rencananya Bank Indonesia akan mempromosikan Kopi Cigalontang ke luar negeri, direncanakan akan dipasarkan ke Malaysia, Singapura, Brunei, Taiwan. Bahkan, ke Belanda dan Jerman. “Mudah-mudahan bisa terwujud,” harapnya.
Kemudian, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Heru Saptaji menjelaskan, sebagai dedikasi terhadap negeri pihaknya mendorong potensi petani daerah dalam mengembangkan usahanya. Lewat program klaster Bank Indonesia, para petani difasilitasi mulai dari peralatan budidaya kopi, produksi dan pengolahan. termasuk infrastruktur untuk penjemuran kopi yang telah ditanam.
Tidak hanya itu, kata Heru, potensi kopi Cigalontang kerap dilibatkan ketika BI tengah menggelar event untuk memasarkan dan mengenalkannya secara luas. Menurutnya, kopi khas Tasikmalaya bisa bersaing dengan kopi dari daerah lain. “Pameran-pameran yang digelar BI sendiri kerap melibatkan klaster binaan kami,” tandasnya. (anto)