TASIKMALAYA (CAMEON) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya menyadari bahwa kabupaten dengan 39 kecamatan ini rawan bencana. Untuk itu, setiap saat lembaga ini harus siaga menghadapi berbagai kemungkinan terburuk akibat bencana alam.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, EZ Alfian mengungkapkan, pihaknya telah memetakan wilayah bencana agar jika terjadi hal tak diinginkan bisa menghadapinya dengan maksimal.
“Dari 39 kecamatan di kabupaten, hanya satu kecamatan yang termasuk aman dari ancaman bencana alam, yaitu Kecamatan Sukarame,” katanya, saat membuka rapat koordinasi penanggulangan bencana, di salah satu hotel di Kota Tasikmalaya, Kamis, 16 Maret 2016.
Dikatakan, kondisi Kabupaten Tasikmalaya yang rawan bencana ini telah diketahui oleh pemerintah pusat. Bahkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada bulan Oktober 2011, telah merilis indeks daerah rawan bencana di Indonesia.
BNPB menyebutkan, dari 497 kabupaten di Indonesia, posisi Kabupaten Tasikmalaya menempati peringkat kedua. Kondisi ini tentu harus disikapi dengan kesiapan semua pihak.
Ia menjelaskan, penilaian itu bukan tanpa alasan. Wilayah Kabupaten Tasikmalaya memiliki kondisi geografis, geologis, dan demografis yang rawan bencana. Kecamatan Cipatujah, Karangnunggal, dan Cikalong, misalnya, merupakan daerah yang rawan terkena tsunami.
Lima kecamatan berada di sekitar Gunung Galunggung, yaitu Kecamatan Sukaratu, Cisayong, Padakembang, Leuwisari, dan Kecamatan Sariwangi. Gunung berapi itu masih aktif. Sedangkan daerah lainnya berada di perbukitan dan pegunungan yang rawan longsor.
Sejumlah ancaman-ancaman bencana yang merongrong Kabupaten Tasikmalaya beragam. Mulai dari gempa bumi, tsunami, gunung berapi, banjir, tanah longsor, dan kekeringan.
“Ke depan kita akan memasuki musim kemarau. Kita sudah menginventarisir seberapa banyak tangki yang kita miliki, termasuk koordinasi dengan PDAM. Pengalaman tahun sebelumnya, di saat kemarau masyarakat kita sangat membutuhkan air bersih,” ujarnya.
Sekda Kabupaten Tasikmalaya, Abdul Kodir mengatakan, Kabupaten Tasikmalaya juga memiliki enam aliran sungai besar, yaitu Cilangsa, Cimedang, Cipatujah, Cikaengan, Citanduy, dan Ciwulan, yang jika tidak dikelola dengan baik, dapat menjadi daerah rawan banjir.
“Penanggulangan bencana merupakan kewajiban pemerintah, swasta, dan masyarakat. Saya mengajak kepada para pengusaha khususnya, dan masyarakat pada umumnya untuk berpartisipasi aktif dalam penanggulangan bencana,” ajaknya.
Menurutnya, apalabila ketiga elemen tersebut, yakni pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat bahu-membahu mempersiapkan diri menghadapi bencana, maka akan terwujud Kabupaten Tasikmalaya yang tangguh menghadapi bencana.
“Ada peribahasa yang menyebutkan, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, demikian pula dalam menanggulangi bencana alam,” tandas Sekda. (sep/Adv)