Olahraga

Berharap Pertandingan Ramah Suporter

71
×

Berharap Pertandingan Ramah Suporter

Sebarkan artikel ini
Berharap Pertandingan Ramah Suporter

BANDUNG, (CAMEON) – Dunia sepak bola Indonesia masih punya Pekerjaan Rumah (PR) guna menjadikan setiap pertandingan ramah terhadap suporter. Mengingat masih saja ada fanatisme pendukung kesebelasan yang keluar batas, hingga mengakibatkan nyawa melayang.

Getir memang bila melihat kondisi seperti itu. Alangkah indahnya andaikata suporter bisa merasa nyaman dan aman kala mendukung tim kebanggaanya.

Berdasarkan data dari Save Our Soccer (SOS) tercatat dalam kurun waktu 11 tahun, mulai dari 1995 sedikitnya 53 suporter di negeri ini yang menjadi tumbal.

Bek Persib Bandung, Vladimir Vujovic memiliki harapan dunia sepak bola tak lagi memakan korban jiwa. Pemain asal Montenegro ini memang kerap didukung secara langsung oleh istri dan anaknya, khususnya pada laga kandang.

Vlado – sapaan Vladimir Vujovic – tahu betul dikala timnya bertanding. Bobotoh dari berbagai lapisan usia maupun gender kerap datang ke stadion. Menurutnya, ironis bila keselamatan masih menjadi ancaman suporter yang berniat murni mendukung tim kebangaan.

BACA: Fanatisme Suporter Sepakbola Tanah Air di Mata Sergio van Dijk

”Yang penting datang ke stadion membawa anak bersama keluarganya, jadi saya harap musim depan kita mulai dengan kondisi yang lebih baik, orang-orang lebih baik,” ujar Vlado.

Memang bukan rahasia lagi, adu gengsi antar suporter pun belum bisa dihindarkan. Sebut saja pendukung Persib dengan Persija Jakarta, atau suporter Persebaya Surabaya dengan Arema Malang.

”Sangat bagus jika semuanya bersahabat baik di Bandung, Jakarta dan Malang bisa nonton dengan normal,” ucapnya.

Sebagai pemain impor, Vlado pun heran dengan sikap saling sebal yang dimiliki kedua suporter seteru. Hal itu terlihat tak hanya saat kedua tim bertemu, namun kerap pula saling mencaci lewat media sosial.
Kasus teranyar, dua suporter dari Persija Jakarta (Jak Mania). Yakni, Harun Al Rasyid Lestaluhu dan Gilang harus meregang nyawanya.

Keduanya menjadi korban penyerangan oleh sekelompok oknum di Tol Palimanan Cirebon, Minggu lalu (6/11) sepulangnya menyaksikan laga Persib Bandung melawan Persija di Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016.
Vlado berharap setiap suporter bisa bersatu, mengingat yang lebih penting adalah mendongkrak reputasi negara lewat sepak bola. Tak hanya di Indonesia, di Eropa sekalipun sebagian orang yang datang ke stadion hanya datang untuk berkelahi dibandingkan menikmati pertandingan.

”Sangat gila jika melihat orang dengan mudahnya membunuh yang lain, padahal jangan melihat dari Jakarta, Bandung, atau daerah apapun, karena kita sama-sama di Indonesia,” pungkasnya. (putri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *