KOTA TASIK (CM) – Memasuki musim penghujan, Kota Tasikmalaya kembali dihadapkan pada persoalan lama yang belum terselesaikan, yakni sampah, terutama sampah plastik. Sampah ini menjadi penyebab utama tersumbatnya aliran air di sejumlah titik strategis, termasuk di pintu pengatur air, yang jika dibiarkan, bisa berujung pada banjir.
Sungai-sungai di kota ini kerap kali dipenuhi sampah, yang mengancam kelancaran sistem pengairan sekaligus merusak ekosistem. Jika tidak segera ditangani, risiko serius akan muncul, terutama ketika curah hujan meningkat.
Sayangnya, kebiasaan membuang sampah ke sungai masih sulit dihilangkan di kalangan masyarakat, meskipun dampak buruknya jelas terlihat. Jajang Suryono, seorang pegiat lingkungan dari Forplay Tasikmalaya, mengungkapkan keprihatinannya terkait hal ini.
Dalam sebuah aksi bersih-bersih sungai yang digelar di DAM Leuwimunding, Cikalang, Kecamatan Tawang, Jajang menegaskan bahwa penanganan sampah harus dimulai dari hulu, dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat.
“Kelurahan harus menjadi garda terdepan dalam memberikan edukasi soal pemilahan sampah sejak dari rumah tangga. Karena sampah yang menumpuk ini berasal dari rumah-rumah warga, jadi jika dikelola dari hulunya, dampak buruknya bisa diminimalisir,” ujarnya, Rabu, 11 September 2024.
Baca Juga: Kemarau Panjang, Polres Tasikmalaya Salurkan Ribuan Liter Air untuk Warga Kekeringan
Jajang juga menyoroti kurangnya fasilitas pendukung untuk penanganan sampah di Kota Tasikmalaya. Menurutnya, jumlah kendaraan pengangkut sampah dan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) masih jauh dari cukup dibandingkan dengan volume sampah yang dihasilkan setiap hari.
“Sampah yang dibuang ke TPA Ciangir terus meningkat. Saat ini, sekitar 220 ton sampah diangkut setiap hari. Dari bayi hingga dewasa, setiap orang pasti menghasilkan sampah, dari popok hingga sampah non-organik lainnya,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ferry Arif Maulana, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya, menyampaikan bahwa aksi bersih sungai ini diharapkan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.
“Jika sampah terus dibiarkan menumpuk, berbagai masalah akan muncul, terutama saat musim hujan tiba,” harapnya.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya, kata Ferry, sedang merencanakan beberapa inovasi untuk mengatasi masalah sampah. Salah satu program yang tengah disusun adalah pembuatan eko-enzim, sebuah inovasi ramah lingkungan yang bermanfaat bagi sektor pertanian. Selain itu, dinas juga berencana mengembangkan sistem Bank Sampah di masyarakat agar pengelolaan sampah bisa lebih terorganisir dan memberikan nilai tambah.
Efektivitas pengelolaan sampah tak hanya bergantung pada pemerintah, melainkan juga pada kesadaran masyarakat. Partisipasi aktif dalam memilah dan mengolah sampah dari rumah tangga menjadi kunci penting untuk mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Program seperti Bank Sampah membuka peluang bagi masyarakat untuk mengubah sampah yang selama ini dianggap tak berguna menjadi barang bernilai.
Sampah plastik, yang menjadi penyumbat aliran air, memerlukan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai. Solusi berkelanjutan seperti pengurangan penggunaan plastik sekali pakai dan pengolahan plastik menjadi barang daur ulang sangat diperlukan. Pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama mencari solusi yang lebih efektif dalam menangani masalah ini.
Taufik Hidayat, Sub Koordinasi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Dinas PUTR Kota Tasikmalaya, mengapresiasi sinergi yang tercipta dalam aksi bersih sungai tersebut.
“Program peduli lingkungan dalam menjaga kebersihan sungai dari sampah plastik harus terus disuarakan. Saya berharap sinergi ini tak hanya terjadi di DAM Leuwimunding, tetapi juga di pintu-pintu pengatur air lainnya yang memerlukan kegiatan serupa,” katanya.
Masalah sampah di Kota Tasikmalaya, terutama menjelang musim hujan, harus menjadi perhatian bersama. Dengan pengelolaan sampah yang baik serta edukasi dan kesadaran masyarakat, bencana banjir bisa dicegah, dan lingkungan bisa tetap terjaga kebersihannya.
Melalui berbagai aksi bersih, inovasi pengelolaan sampah, dan partisipasi masyarakat, diharapkan masalah sampah di Kota Tasikmalaya dapat ditangani dengan lebih efektif.
“Pemerintah, masyarakat, dan pegiat lingkungan harus terus bersinergi untuk menjaga kebersihan lingkungan, khususnya menghadapi musim penghujan yang akan datang,” pungkas Taufik.