Menu

Mode Gelap
Mudik Bersama Polres Tasikmalaya; Ratusan Pemudik Merasa Terbantu dan Nyaman Hengky Tegaskan H-7 Perusahaan Wajib Bayar THR Tepat Waktu Nasib Para Mahasiswa STMIK Tasikmalaya; Wahid Minta Pemda Jamin Kelangsungan Pendidikan di Tengah Pencabutan Izin Operasional Proyek Dikuasai Pokir DPRD, Pengusaha Lokal KBB Menjerit Resahkan Masyarakat, Satlantas Polres Tasikmalaya Bakal Tindak Pengguna Knalpot Bising

Nasional · 1 Des 2016 10:21 WIB ·

Bachtiar Nasir: Aksi Bela Islam Merupakan Akumulasi Ketidakadilan Sosial


					Bachtiar Nasir: Aksi Bela Islam Merupakan Akumulasi Ketidakadilan Sosial Perbesar

JAKARTA, (CAMEON) – Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI), Bachtir Nasir, mengatakan, Aksi Bela Islam merupakan ketidakadilan sosial yang dirasakan umat Islam yang sering tersudutkan dan ideologinya dinistakan.

Melalui akun Facebooknya, Kamis, 1 Desember 2016, ia memaparkan esensi Aksi Bela Islam. Menurutnya, aksi itu merupakan gerakan ideologi soft Muslim People Power yang digerakkan oleh kesamaan rasa akibat penistaan agama dan Kitab Suci Ummat Islam.

“Penistaan itu dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, khususnya atas Surat Al-Maidah 51. Namun, ini hanya gunung es. Gerakan Bela Islam yang mirip Apel Gabungan Umat Islam Nasional bahkan Internasional merupakan akumulasi berbagai kasus ketidakadilan sosial Indonesia,” tuturnya.

Ia menjelaskan, umat Islam sering dituduh sebagai pihak yang tidak nasionalis, antiPancasila, tidak pro pada Bhinneka Tunggal Ika dan lain-lain. “Ironisnya, hak-haknya sebagai rakyat kecil terpinggirkan demi kepentingan pemodal asing dan aseng,” tandasnya.

Menurutnya, Aksi Bela Islam bukan tanpa target. Selain menguatkan rasa dan barisan ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan Islam) dan ukhuwah wathaniyah (Persaudaraan Nasionalisme), aksi itu bertujuan untuk mengokohkan Persatuan Ummat Islam yang membawa pada Persatuan Indonesia, mengokohkan Bhinneka Tunggal Ika berdasarkan nilai-nilai UUD 1945 yang asli.

“Yang tak kalah pentingnya juga, aksi ini menuntut keadilan sosial dan keadilan hukum bagi seluruh rakyat Indonesia, serta melawan kekuatan oligarki yang telah membuat Indonesia terjajah secara politik, ekonomi, sosial, dan hukum. Penjarakan penista agama secepatnya!” tegas Bachtiar.

Ia menuturkan, sejak GNPF-MUI dideklarasikan, banyak penghadangan secara sistematis, terstruktur, dan masif dilancarkan oleh pihak-pihak yang tidak ingin umat Islam bersatu. Ada tudingan politisasi gerakan hingga isu makar.

“Semua tuduhan itu hanya isapan jempol belaka. Umat Islam tidak percaya lagi dengan propaganda dan agenda setting semacam itu. Sebaliknya, umat Islam semakin menguatkan ketaatan dan keterikatan kepada ulama dalam bingkai syariat,” paparnya.

Dalam Aksi Bela Islam 3 yang akan digelar besok, 2 Desember 2016, umat Islam mengadukan nasibnya kepada Allah SWT dalam bentuk zikir, doa, tausiah, dan salat Jumat. Itu sebagai bentuk protes terhadap ketidakadilan sosial dan tumpulnya keadilan hukum bagi pribumi dan terkesan menganakemaskan kaum pemodal aseng dan asing yang telah menyuap kaum oligarki elite politik Indonesia. (pey)

Artikel ini telah dibaca 182 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

IKM Jabar Gelar Eksebisi Lomba Mancing Dalam Rangka Meriahkan FORNAS VII

29 Juni 2023 - 13:15 WIB

Revitalisasi Situs Budaya Makam Syekh Abdul Muhyi; Bakti Kepolisian Melestarikan Warisan Agama

21 Juni 2023 - 12:31 WIB

Memaknai Pelepasan Siswa Sekolah dan Asa Meraih Mimpi

17 Juni 2023 - 17:50 WIB

Demi Keamanan dan Kondusifitas, Polres Tasik Gelar Doa Lintas Agama

16 Juni 2023 - 15:15 WIB

Pelepasan Kelas IX SMP, Kompak Para Siswa Sekolah Ini Terbitkan Buku 

15 Juni 2023 - 15:11 WIB

Peran Aktif Bank BTN dalam Pembiayaan Rumah Rakyat dan Dukungan DPR

14 Juni 2023 - 14:09 WIB

Trending di Manasuka