BANDUNG, (CAMEON) – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) memiliki puluhan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di berbagai bidang, mulai dari olahraga, seni, pendidikan, ataupun bidang agama.
Bidang agama misalnya, kampus yang berpusat di Jalan Setiabudhi, Kota Bandung ini, memiliki UKM yang bernama Belajar Alqur’an Intensif (Baqi). Sesuai dengan namanya, organisasi kemahasiswaan ini mengajarkan dunia keislaman, utamanya belajar cara-cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar.
Setiap memasuki akhir pekan, sejumlah anggota UKM Baqi berkumpul di Masjid Al-Furqon yang berpusat di lingkungan kampus UPI. Tujuannya, untuk bersilaturahmi dengan sesama anggota dan belajar secara bersama-sama membaca Al-Quran sesuai dengan tingkatannya masing-masing.
Ketua UKM Baqi UPI, Suryadi Wahid Hasyim, mengatakan, UKM Baqi adalah organisasi kemahasiswaan yang fokus pada bidang Al-Qur’an. UKM ini hadir untuk memfasilitasi mahasiswa yang ingin belajar Al-Qur’an, mulai dari belajar tahsin hingga tahfid.
“Mulai dari belajar tahsin, tahfid, itu masuk ke UKM Baqi UPI. Mereka bisa belajar di sini secara bersama-sama. Untuk anggotanya seluruh mahasiswa yang ada di UPI. Jadi tidak hanya beberapa jurusan, tapi jurusan apapun bebas masuk. Karena yang namanya UKM itu dipilih sama mahasiswa. Misi utama kita, memberantas buta huruf Al-Qur’an di kampus,” papar Suryadi.
Dikatakan Suryadi, ada beberapa tahapan yang harus dilalui oleh para anggota ini. Sebelum kegiatan belajar berlangsung, pihaknya akan menguji terlebih dahulu kemampuan dalam hal membaca yang dimiliki oleh anggota barunya itu. Ini dilakukan tak lain untuk menguji sejauh mana anggota ini dalam membaca Al-Qur’an, sehingga bisa di sesuaikan dengan tingkatannya masing-masing atau di kelompokan.
“Bagi anggota baru, kita tes dulu membaca al-qur’annya. Setelah itu, kita kelompokan mereka,” ucapnya.
Selain kegiatan rutin setiap akhir pekan, UKM yang memiliki sedikitnya 100 anggota ini memiliki beberapa kegiatan lain seperti, Selasa sekolah tafsir, Kamis sekolah bahasa arab dan yang rutin adalah one day one ayat, yaitu hafalan Alqur’an satu hari satu ayat dan kegiatan itu bersifat secara umum.
“Kalau kegiatan sekolah-sekolah ini bebas siapa aja boleh ikut. Kemarin juga ada yang dari Jakarta mereka ikut. Nanti di kegiatan ini ada wisudanya persemester. Kalau kegiatan utama kita sih, yang sabtu dan minggu untuk seluruh mahasiswa baru,” bebernya.
Keberadaan UKM ini boleh jadi sebagai alternatif baru bagi mahasiswa yang ingin belajar al-qur’an dengan cara yang santai, jauh dari kesan formal, namun tetap memiliki konsep yang sangat jelas.
“Di sini kan kita belajar sama teman-teman juga, jadi santai belajarnya. Selain dapat ilmu, bisa dapat teman baru juga,” ucapnya.
Dia menilai, sejauh ini tidak semua mahasiswa UPI tahu cara-cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar. Artinya kata dia, sekitar 60 persen mahasiswa, mereka masih belum begitu baik dalam soal membacanya. Maka itu, dengan adanya UKM ini setidaknya mereka mau belajar dan bisa membaca Al-qur’an yang baik dan benar secara bersama-sama.
“Mereka itu bisa baca, tapi mereka masih kurang pembacaan yang layak. Kan, indah kalau setiap pengajar yang nanti mereka lulus di UPI, mereka membaca dengan baik,” imbuhnya.
Ke depannya dia berharap, UKM ini bisa menyebarkan rutinitas Al-Qur’an kepada setiap mahasiswa UPI. Sehingga mahasiswa UPI bisa membaca dengan baik tentang Al-Qur’an ini serta mengamalkannya. Maka itu, pihaknya selalu mengadakan evaluasi metode dan lainnya.
“Untuk pengurusnya semoga bisa terus memperbaiki bacaan. Bisa memberbaiki ilmu Tahsin dan keilmuan lainnya yang menunjang keilmuan Alqur’an,” pungkasnya. (Kya).