KOTA TASIKMALAYA, (CAMEON) – Udin (56) masih berpeluh keringat. Bersama anak istrinya, kedua tangan bapak asal Panawangan ini repot dengan barang bawaannya. Anak istrinya mengekor dari belakang. Pontang-panting dia mencari tiket untuk perjalanannya ke Cikarang. Ikhtiar dia mendapatkan tiket di terminal Indihiang Type A, sejak Senin (11/7) subuh, masih belum menunjukkan hasil. “Belum kebagian tempat duduk. Bus penuh. Harus ke Pool Budiman langsung nih,” kata Udin, kepada CAMEON, Senin (11/7) siang.
Ia mengatakan, pakai bus 3/4 yang biasa membawanya penuh. Terminal Indihiang tidak lagi jadi tempat seksi mencari jatah kursi bus. “Sampai ke Pool Budiman sama. Malah kehabisan tiket, akhirnya saya harus menunggu sampai mendapatkan sewa kursi,” keluhnya dengan keringat masih bercucuran.
Hingga siang, dia masih belum bisa memprediksi kapan bisa berangkat. Rupanya, Kedatangan dia ke Poll Budiman tergolong telat. “Sampai kapan mau menunggu. Biarin lah nunggu aja, lagian lebih nyaman di pool walau harus menunggu,” ujarnya.
Dede (40) warga lainnya bernada sama. Ia mengamati, penumpang di Poll Budiman yang menunggu tidak kurang dari 1.000 penumpang yang menunggu sewa. “Kasian entah kapan nyampainya, mudah-mudahan semua selamat sampai tujuan,” ujarnya.
Walau begitu, ribuan penumpang masih setia menunggu di pool. Menunggu antrian tiket walaupun harus berdesakan menunggu jatah. “Daripada nunggu di terminal. Penuh selalu. Tempat naik bus yang nyaman ya di pool Budiman atau Primajasa,” katanya.
Tempat pemberhentian dan menaikan penumpang bagi perusahaan bus seperti Budiman dan Primajasa. Primajasa ini sudah dikenal lama masyarakat. Bahkan, kini masyarakat tidak lagi menggunakan terminal Indihiang untuk bertransaksi tiket.
Selain musim mudik seperti saat ini, sehari-hari terminal yang konon luasnya terbesar se priangan timur, selalu sepi. Musim lebaran juga begitu.
Pantauan CAMEON dalam beberapa pekan, sejumlah bus justru tidak mampir ke terminal, terutama Primajasa dan Budiman. Terminal besar itu tetap saja sepi.
Mengomentari kondisi ini, Kepala Dinas Perhubungan H Aay Zaelani mengakuinya. Bahkan, dia sudah memprediksi, tumpukan penumpang akan lebih banyak di pool ketimbang di Terminal Tipe A.
Aay menganggap, pool bus menjadi saingan terminal. Apalagi jika melihat suplai sarana angkutan di terminal cukup tersendat. “Angkutan arus balik lebih banyak numpuk di pool ketimbang di terminal. Otomatis bakal tersendat,” imbuhnya.
Walau begitu, ia mengatakan, masih ada pemilik bus yang konsekuen dan fair. Menghargai keberadaan terminal yang harus jadi tempat publik dan sarana menambah pendapatan asli daerah (PAD).
“Masih ada bus yang konsekuen, yang ngetem di terminal. Seperti Doa Ibu, sedangkan Primajasa dan Bus Budiman mereka punya pool sendiri,” ujarnya dengan nada sedikit kecewa.
Lantas, apakah ada tindakan tegas dari pihak pemerintah kota? Ia mengatakan, aturan ke depannya, apakah diperbolehkan atau tidak, akan dibahas lebih lanjut.
Kepada para penumpang dan masyarakat juga dia sepertinya angkat tangan. Tidak bisa mengarahkan apalagi menyuruh para penumpang menunggu bus di terminal.
“Kalau melihat angkutan menjelang mudik dan arus balik seperti sekarang ini pasti penumpang akan sulit diarahkan, karena penumpangnya sendiri mereka akan memprediksi kalau naik di poll akan langsung mendapat sewa kursi, kalau di terminal mereka memprediksi tidak akan mendapat kursi. Ini yang terjadi,” bebernya. cakrawalamedia.co.id ( Edi Mulyana )