KOTA BANDUNG (CM) – Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat menerima audiensi Aliansi NANO yang menyoroti pembangunan monumen Covid-19 oleh Pemprov Jabar menggunakan APBD 2020 di Gedung DPRD Provinsi Jabar, Rabu (3/11/2021).
Ketua Presidium Aliansi NANO, Hery Meiolooan menyesalkan pembangunan monumen Covid-19 yang terletak Jl. Suci Bandung. Menurutnya, Gubernur Jabar lebih mementingkan popularitas, padahal ada hal yang lebih penting yang mestinya bisa dijadikan skala prioritas, seperti kelanjutan hidup keluarga nakes yang ditinggalkan.
“Kami minta DPRD Jabar melakukan evaluasi terkait pembangunan monumen Covid-19, yang konon katanya dipersembahkan bagi para tenaga kesehatan (Nakes) yang gugur,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut Ketua Komisi IV DPRD Jabar, Drs. KH. Tatep Abdulatip mengungangkapkan, sejauh ini belum ada pembicaraan khusus dari Gubernur Jabar Ridwan Kamil terkait nama monumen Covid-19.
“Memang kalau secara khusus membahas monumen Covid-19 belum ada. Yang kami tahu hanya adanya pembangunan monumen di kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jabar. Anggarannya bersumber dari APBD murni tahun 2020,” jelasnya.
Hal tersebut diperkuat salah seorang perwakilan dari Dinas Permukimam dan Perumahan Provinsi Jabar, bahwa anggaran yang digunakan untuk pembangunan monumen tersebut berasal dari anggaran APBD murni tahun 2020.
“Awalnya memang bukan monumen covid-19 tapi gerbang selayang pandang. Tujuannya untuk bisa melihat secara fokus ke monumen perjuangan Rakyat Jawa Barat. Anggaranya pun bukan 90 miliar seperti yang diributkan. Awalnya memang 90 miliar tapi sudah mengalami 3 kali recofusing yang akhirnya-nya Rp 16 miliar,” jelasnya.**