KOTA TASIKMALAYA (CM) – Dede Dadang (45) salah satu pemilik kolam ikan Gurame di kampung Situ Beet RT 04/08 Kelurahan Cipari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya mengaku tak bisa panen lantaran ikan miliknya terserang virus sehingga mengalami kerugian.
“Normalnya kita panen bisa dilakukan 6 bulan sampai satu tahun dengan hasil 2-3 kwintal per panen. Setelah ada serangan virus meski belum waktunya memanen terpaksa kita panen. Hasil yang didapat satu kwintalan. Ruginya hampir separuh dari panen biasa. Sedangkan, harga jualnyapun ikut turun yang semula menjual Rp 40 ribu sekarang Rp 35 ribu. Jika ditotalkan Rp 2 juta per kwintal,” katanya, Rabu (05/09/2018).
Sementara, Kepala Bidang Perikanan, Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Tasikmalaya, Hendra Budiman mengatakan, baru-baru ini pihaknya mendapatkan laporan dari kelompok pembudidaya ikan tersebar di 10 wilayah kecamatan bahwa telah terjadi banyak kematian ikan, salah satunya jenis ikan Gurame.
“Setelah diambil sampel laboratorium karantina ikan di Bandung, ternyata ikan gurame positif terindikasi virus Aeromonas Salmonicido,” jelasnya, Selasa (04/09/2018). Atas dasar penelitian tersebut, Hendra menilai Ikan Gurame di Kota Tasik dan sekitarnya bakal punah terutama indukan.
Penyebabnya, kata dia, karena adanya penyerangan virus jenis Aeromonas Salmonicido. Menurutnya, penularan virus bisa melalui udara, lebih rentan lagi melalui air sungai yang disertai dengan berbagai limbah baik limbah industri, rumah tangga, dan yang lainnya.
“Masyarakat maupun para pembudidaya ikan gurame perlu mengetahui ciri gejala maupun sasaran penyerangan virus tersebut. Gejala awal ikan gurame yang terkena virus Aeromonas Salmonicindo diantaranya di bagian kepala ada bintik merah, kemudian menyerang ke bagian ekor hingga lendir dan daging di bagian ekor habis.
“Adanya virus itu tak hanya mengurangi omzet maupun produksi para pembudidaya tapi mengancam kehilangan induk ikan gurame. Sejak Januari hingga sekarang total kematian induk sudah mencapai sekitar 10 ton. Maka dari itu, kami atas nama pemerintah akan membantu para pembudidaya dengan memberikan indukan ikan gurame,” ujar Hendra.
Dia mengimbau ikan gurame yang mati akibat serangan virus untuk dikubur guna mengantisipasi adanya penambahan kematian. “Masyarakat tak perlu khawatir, jika ikan yang terkena virus tidak membahayakan manusia, jika dimasak virusnya bisa mati, intinya tidak berbahaya apabila dikomsumsi.” tandasnya. (Edi Mulyana)